Sering Digigit Nyamuk? Bisa Jadi Anda Mempunyai Darah Manis, Begini Penjelasan Ilmiahnya!

- 22 Februari 2021, 18:17 WIB
Nyamuk Anopheles Stephensi.
Nyamuk Anopheles Stephensi. /infraVec2

Peneliti menemukan bahwa reseptor yang sama yang dimiliki nyamuk untuk mendeteksi bau dalam napas juga mendeteksi bau di kulit. Itu menjelaskan mengapa nyamuk tertarik pada barang yang berbau seperti kaus kaki bau, pakaian usang, dan tempat tidur, meskipun tidak ada karbon dioksida di sekitarnya.

Baca Juga: Hati-Hati! Inilah Yang Terjadi Jika Anda Tidak Mengganti Pakaian Dalam Secara Rutin

Senyawa spesifik pada kulit yang direspon nyamuk berbeda-beda menurut spesiesnya. Nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Aedes alopictus misalnya, bereaksi baik terhadap asam laktat dari kulit. Nyamuk malaria Afrika merespons campuran asam lemak.

Campuran senyawa dan bau, menentukan seberapa besar daya tarik nyamuk terhadap seseorang dan juga bergantung pada spesies nyamuknya.

Bahan kimia yang dihasilkan manusia, tergantung pada individu masing-masing yang dipengaruhi oleh susunan genetik, kondisi kesehatan, makanan, pH kulit, dan mikloflora yang merupakan organisme yang hidup di kulit manusia.

Baca Juga: Aurel Terkejut Kedua Orang Tuanya Tulis Wasiat, Ashanty: Kalau Kita Dua-Duanya Udah Nggak Ada

"Bakteri di kulit memecah senyawa yang kita keluarkan melalui pori-pori dan inilah bau yang menarik, jadi bukan orangnya yang menarik nyamuk tetapi bakteri yang hidup di kulitbya,”kata Knols.

Meskipun ini adalah fenomena yang kompleks untuk dipahami, Knols mengatakan bahwa setiap orang memiliki bau yang unik berdasarkan spesies flora bakteri dan kepadatan bakteri.***

Halaman:

Editor: Surya Eka Aditama

Sumber: The Healthy


Tags

Terkini