Benarkah Diet Tinggi Serat Membawa Perubahan Signifikan Pada Mikrobioma Usus Manusia? [Cek Faktanya]

- 27 Maret 2021, 13:48 WIB
Foto: Ilustrasi Makanan Sehat.
Foto: Ilustrasi Makanan Sehat. /Rizqi A//PIXABAY

KABAR BESUKI - Sejatinya serat sangat dibutuhkan bagi tubuh dengan segudang manfaatnya, salah satu manfaatnya yaitu membantu pencernaan tetap berfungsi dengan baik, membantu menurunkan kadar kolesterol, dan mencegah konstipasi.

Orang yang mengonsumsi makanan cukup serat memiliki risiko lebih rendah untuk terkena stroke, penyakit jantung, diabetes tipe 2, kanker usus, dan kanker pankreas.

Dilansir dari Medical Xpress, menurut sebuah penelitian yang dipimpin oleh peneliti University of California, Irvine, menyatakan bahwa intervensi jangka pendek dalam konsumsi serat harian dapat secara signifikan mengubah mikrobioma usus dan asupan nutrisi.

Baca Juga: Tertarik untuk Melakukan Tindik Hidung? Pertimbangkan Dulu Beberapa Hal Ini Sebelum Risiko Menimpa Anda

Baca Juga: Dibalik Warnanya yang Menggoda, Buah Naga Memiliki Banyak Kandungan Vitamin dan Manfaat Bagi Kesehatan Tubuh

Baca Juga: Mirip Tokoh Drama Korea Ini, Unggahan Foto Isyana Banyak Dikomentari Netizen

Penelitian tersebut baru-baru ini diterbitkan oleh American Society for Microbiology.

Serat makanan terdiri dari karbohidrat resisten yang ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian.

Serat tetap ada dalam sistem pencernaan kita, dan meskipun tidak dapat dicerna oleh manusia, bakteri usus kita dapat memetabolisme serat menjadi asam lemak rantai pendek dan produk sampingan lain yang penting bagi kesehatan manusia .

Saat ini, rata - rata orang di Amerika Utara mengonsumsi kurang dari 50 persen dari tingkat serat makanan yang direkomendasikan karena penurunan konsumsi makanan nabati, karena makanan olahan telah tersebar luas.

Diet rendah serat mengkhawatirkan pejabat kesehatan karena konsumsi rendah serat makanan dapat dikaitkan dengan penyakit seperti diabetes tipe II dan kanker usus besar.

Selain itu, penelitian baru telah mulai menunjukkan bagaimana perubahan mikroba usus secara tidak langsung dapat berdampak pada kesehatan manusia.

Oleh karena itu, pemahaman yang lebih baik tentang peran serat makanan pada konstitusi mikrobiota usus dapat memberikan wawasan tentang pengelolaan penyakit yang terkait dengan mikrobioma usus.

Baca Juga: Tes Kperibadian: Mengungkap Kepribadian Seseorang Melalui Genre Film Kesukaan, Simak Ulasannya

Baca Juga: Hadapi PSM Makassar, Pelatih Bhayangkara Solo FC Paul Munster Turunkan Satu Pemain Asing, Ini Alasannya

Baca Juga: Heboh Perihal Curhatan Kiki Saputri Enggan Roasting Artis, Akhirnya Sule Angkat Bicara!

"Kurangnya asupan serat di dunia industri membuat mikroba usus kita kelaparan, dengan konsekuensi kesehatan penting yang mungkin terkait dengan peningkatan kanker kolorektal, penyakit autoimun dan bahkan penurunan efektivitas vaksin dan respons terhadap imunoterapi kanker," kata Katrine Whiteson, profesor biologi molekuler & biokimia yang ikut mengarahkan UCI Microbiome Initiative.

Untuk menentukan apakah meningkatkan serat makanan dalam waktu singkat dapat mengubah keragaman mikrobioma usus dan produksi metabolit, tim peneliti yang dipimpin oleh co-director UCI Microbiome Initiative Whiteson dan Jennifer Martiny, profesor ekologi & biologi evolusioner, bersama dengan Julia Massimelli Sewall, asisten profesor pengajar, menerapkan intervensi diet dua minggu selama kursus biologi sarjana di UCI.

Siswa yang berpartisipasi dalam penelitian ini diberi 10 makanan yang tidak diolah berserat tinggi setiap minggu selama dua minggu.

Selama waktu tersebut, mereka mengumpulkan sampel untuk melacak komposisi mikroba usus mereka sebelum dan sesudah intervensi.

Para siswa juga mencatat informasi diet makronutrien mereka untuk mencapai target 50 gram/hari selama periode intervensi dua minggu.

Sewall, instruktur pada kegiatan tersebut, mencatat betapa dia dan siswa sangat menikmati mempelajari makanan mana yang diperkaya serat.

"Kami takjub menemukan betapa tinggi serat buah beri dan alpukat dan tentang cara menyiapkan kacang-kacangan," kata Sewall.

Baca Juga: 7 Makanan dan Minuman dari Bahan Alami Ini Terbukti Mampu Mencegah Kanker Serviks, Salah Satunya Susu

Baca Juga: Jokowi Minta Segera Hentikan Polemik Impor Beras Serta Pastikan Hingga Juni Tidak Ada Impor Beras Masuk

"Saya pikir pengalaman ini akan berdampak seumur hidup pada cara kita semua melihat label nutrisi," imbuhnya.

Dia juga mencatat bahwa pengalaman penelitian siswa sangat termotivasi dalam kegiatan itu.

"Para siswa datang ke kelas dengan sangat bersemangat untuk mendiskusikan apa yang mereka makan dan tidak sabar untuk menganalisis informasi sekuensing mikrobioma untuk membuat kesimpulan berdasarkan data. Studi ini memiliki dampak yang menarik dan mendidik," ujarnya.

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Medical Express


Tags

Terkini

x