KABAR BESUKI – Anda mungkin seringkali memperhatikan pesan dalam tayangan iklan komersial di TV atau nasihat dari orang tua Anda sendiri untuk rajin mengonsumsi susu karena dianggap memiliki manfaat yang seharusnya Anda rasakan pada tubuh.
Akan tetapi, saat ini banyak ahli mengatakan bahwa konsumsi susu yang signifikan sebenarnya dapat merusak kesehatan Anda, mulai dari memperburuk masalah kardiovaskular hingga menyebabkan masalah pada kulit.
Dilansir Kabar Besuki dari Eat This, berikut ini beberapa efek samping yang mungkin akan terjadi pada Anda ketika terlalu sering mengonsumsi susu, antara lain:
Baca Juga: Sinopsis The Unholy, Film Horor yang Tayang di Bioskop: Ketika Berkah Menjadi Sebuah Kutukan
Baca Juga: Hati-hati! 4 Diet Populer Ini Bisa Sebabkan Kerusakan Usus Permanen, Begini Kata Ahli
Baca Juga: Pengusaha Sukses Ternyata Berpotensi Memiliki Ciri-Ciri Seorang Psikopat, Kenali 5 Tandanya
- Anda Merasa Lebih Lesu
Mengonsumsi segelas susu dapat menambah kalori, lemak, dan vitamin ke dalam tubuh Anda, tetapi jangan berharap dorongan energi datang bersama nutrisi tersebut.
“Salah satu dampak susu yang jarang diketahui adalah meningkatkan kadar glukosa kita seperti halnya cokelat batangan atau makanan manis lainnya,” kata terapis nutrisi terdaftar Sonka Braunová sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari Eat This.
“Alih-alih merasa berenergi, mungkin energi Anda justru merosot setelah menenggaknya (segelas susu),” ujarnya.
- Sering Mengalami Patah Tulang
Meskipun susu telah lama digembar-gemborkan sebagai alat untuk melawan osteoporosis, penelitian menunjukkan bahwa konsumsi susu yang berlebihan dapat berdampak sebaliknya.
“Minum terlalu banyak susu telah meningkatkan risiko tulang rapuh,” kata Jay Cowin, ahli gizi terdaftar sekaligus Direktur Formulasi di ASYSTEM.
Baca Juga: Ini 4 Zodiak yang Dianggap Paling Keras Kepala, Perlu Kesabaran Ekstra untuk Menghadapi Mereka
Faktanya, menurut sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan di BMJ, asupan susu yang tinggi (tiga gelas atau lebih dalam sehari) dikaitkan dengan risiko patah tulang pinggul yang lebih tinggi pada wanita.
- Menimbulkan Banyak Jerawat
“Produk susu meningkatkan kejadian dan keparahan jerawat dan eksim,” kata Trista Best, ahli diet terdaftar di Balance One Supplements.
“Produk susu menyebabkan produksi lendir yang berlebihan di dalam tubuh yang menghasilkan lebih banyak minyak pada kulit, terutama wajah,” ujar dia.
“Hal ini, bersama dengan sifat inflamasi dari produk susu, menciptakan kombinasi yang sempurna untuk meredakan jerawat yang menyakitkan dan memalukan,” tuturnya.
- Menderita Penyakit Jantung
Jika Anda ingin menjaga kesehatan jantung Anda, kurangilah konsumsi susu terutama yang mengandung banyak lemak.
“Mengkonsumsi terlalu banyak susu dan produk olahan susu lainnya dapat menyumbat arteri Anda. Selain itu, susu mengandung kolesterol yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular,” kata Jennifer Lima, ahli gizi bersertifikat dari Mango Clinic.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Resep Ayam Ramah Diabetes yang Patut Dicoba, Simak Selengkapnya
Sebuah studi yang dirilis American Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2016 menyebutkan bahwa mengganti 5 persen asupan harian lemak dari susu dengan jumlah yang sama dengan asupan lemak nabati dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular sebesar 10 hingga 24 persen.
- Mengalami Resistensi Insulin
Resistensi insulin merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh Anda untuk mengekstraksi glukosa dari darah Anda secara efisien.
Ini mungkin merupakan gejala permulaan diabetes yang dapat dikaitkan dengan asupan susu yang sangat tinggi.
“Produk susu sangat insulinogenic, yang dapat menyebabkan resistensi insulin,” kata Piper Gibson, seorang dokter bersertifikat dan ahli klinis perusahaan untuk GX Sciences.
“Susu dan produk susu mempengaruhi pelepasan insulin meskipun tidak tinggi gula,” ujarnya.
Menurut sebuah studi pada tahun 2012 yang diterbitkan dalam Journal of Diabetes Research, wanita yang mengonsumsi susu secara signifikan sangat berpotensi mengalami resistensi insulin dibandingkan mereka yang mengonsumsi produk susu dengan porsi sedang hingga rendah.***