Menghukum Anak dengan Kekerasan Fisik Ternyata Berdampak Buruk Bagi Perkembangan Otak, Begini Penjelasannya

- 17 April 2021, 11:17 WIB
 Ilustrasi orang tua memarahi anaknya
Ilustrasi orang tua memarahi anaknya /Rianti S/pexels.com/ Gustavo Fring

KABAR BESUKI - Dalam beberapa tahun terakhir, gaya mengasuh orang tua terhadap anak memang jauh berbeda dibandingkan dengan beberapa dekade lalu. Terutama orang tua di era modern atau kaum milenial yang sudah memiliki anak umumnya menghindari pendisiplinan anak yang menggunakan kekerasan fisik. 

Hal ini berkaitan dengan beberapa faktor seperti pemikiran orang tua yang sudah mulai maju hingga alasan-alasan hukum mengenai tindak kekerasan. 

Namun, sebuah studi dari Universitas Harvard akan memberi alasan lebih kuat bagi orang tua agar tidak melakukan pendisiplinan menggunakan kekerasan fisik kepada anak. Studi ini juga menyarankan untuk menggunakan pendekatan verbal daripada harus menggunakan pendekatan fisik terhadap anak.

Baca Juga: Kurangi Limbah Makanan, Ini 5 Buah dan Sayuran yang Bisa Anda Tanam di Rumah dengan Mudah

Baca Juga: Kontroversi Ilmuwan yang Berhasil Membuat Embrio Monyet-Manusia Memicu Perdebatan Etis, Manusiawi Kah?

Baca Juga: Sebanyak 53 Persen Warga DKI Jakarta Tidak Puas dengan Kinerja Anies Baswedan Sebagai Gubernur, Menurut Survei

Studi tersebut mengamati 147 anak-anak berusia antara 3 hingga 11 tahun. Penelitian ini memberikan perhatian lebih dalam meneliti anak-anak yang berusia 10 dan 11 tahun yang pernah menerima pukulan, namun tidak mendapat bentuk kekerasan lainnya.

Hasil dari penelitian ini didapatkan jika anak-anak yang pernah dihukum secara fisik cenderung memiliki banyak masalah yang berhubungan dengan mental di kemudian hari, seperti dilansir Kabar Besuki dari Daily Mail.

Anak-anak yang pernah menerima pendisiplinan berupa kekerasan fisik entah dipukul, ditampar, ataupun hanya pukulan ringan cenderung memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah, memiliki masalah perilaku yang serius, dan memiliki masalah pengendalian emosi.

Salah satu peneliti studi ini, Katie A. McLaughlin mengatakan jika perlakuan orangtua yang menggunakan pendisiplinan dengan pendekatan fisik seperti memukul, sebenarnya merupakan sebuah bentuk tindakan penyiksaan fisik.

Hasil penemuan ini juga mendukung studi sebelumnya yang dilakukan oleh University of Texas pada 2017 silam. 

Peneliti dari University of Texas mengungkapkan, anak-anak yang pernah dihukum dengan tamparan dan pukulan saat masih kecil, cenderung menjadi kasar dan terhadap pasangannya di kemudian hari.

Baca Juga: Viral Video Perawat Mengalami Kekerasan di Rumah Sakit oleh Keluarga Pasien Hingga Membuat Geram Netizen

Baca Juga: Bukan Terinfeksi Virus!! Positif Covid-19 Karena Hanya Kekurangan Vitamin C, Ternyata Ini Faktanya

Dengan menggunakan data dari 758 orang dewasa, sebanyak 19 persen partisipan mengaku pernah melakukan kekerasan fisik terhadap pasangan mereka.

Dan dari kelompok tersebut, sebanyak hampir 70 persen pernah mengalami hukuman fisik berupa pukulan dan lainnya saat masih kanak-kanak. 

Dengan begitu, teknik pendisiplinan yang menggunakan kekerasan fisik juga menghasilkan individu yang yang cenderung kasar dan tidak segan-segan melakukan kekerasan fisik terhadap orang lain.

Beberapa negara di dunia telah melarang penggunaan hukuman fisik terhadap anak-anak, dengan Swedia menjadi pelopor perlindungan anak di tahun 1979 yang kemudian mulai diikuti oleh negara-negara lain.

Orang tua harus paham bagaimana cara mendisiplinkan anak tanpa melakukan kekerasan fisik. Mereka bisa mulai dengan pendisiplinan secara verbal (yang tidak kasar) untuk mengedukasi anak-anak mengenai hal yang benar dan salah.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Daily Mail


Tags

Terkini