Kebiasaan Seorang Ibu Ketika Hamil dan Menyusui Ternyata Berpengaruh pada Pertumbuhan Anak

- 17 April 2021, 11:48 WIB
Ilustrasi gambar seorang Ibu dan anaknya
Ilustrasi gambar seorang Ibu dan anaknya /A Fauzi//sasint/pixabay.com

KABAR BESUKI - Kebiasaan seorang Ibu saat hamil dan menyusui ternyata berpengaruh juga terhadap tumbuh kembang anak. Anak yang susah makan atau suka pilih-pilih makanan rupanya dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan tersebut.

Dilansir dari situs Antara, Ketua Pokja Antropometri Kementerian Kesehatan dan Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi & Penyakit Metabolik RSCM ​Prof. dr. Damayanti R Sjarif, Sp.A(K) mengatakan saat berada dalam kandungan, sang anak mengkonsumsi makanan yang sama dengan ibunya. Begitu juga pada saat pemberian ASI, apapun yang dimakan ibu, akan dirasakan juga oleh bayinya.

"Anda sudah mendidik anak makan dari hamil, waktu menyusui ibu makan apa si anak juga ngerasin. Kalau mamanya enggak pilih-pilih anaknya juga," kata Prof. Damayanti.

Baca Juga: Sinopsis Film Horor Shadow in The Cloud, Tayang di Bioskop: Chloe Moretz Sebagai Pilot di Era Perang Dunia II

Baca Juga: Razia Sentra Takjil, Dinkes Kabupaten Tulungagung Temukan Makanan Mengandung Formalin dan Zat Berbahaya

Baca Juga: Pemeran Narcissa Malfoy Meninggal Dunia di Rumah Akibat Kanker, J.K. Rowling Tulis Pesan Duka Cita di Twitter

Hal itu dikatakan, selama masa kehamilan dan menyusui, orangtua bisa memperkenalkan berbagai makanan, dengan harapan kemudian hari si kecil dapat menyukai jenis makanan apapun yang diberikan.

"Saya perhatikan yang anaknya susah makan itu, saya tanya pada ibunya waktu hamil muntah-muntah apa tidak? Kalau iya ya wajar karena bayinya engak kenal makanan, kalau dikenalkan dari hamil anaknya enggak akan rewel," jelas Prof. Damayanti dikutip dari antaranews.com.

Pada saat anak memasuki masa makanan pendamping air susu ibu (MPASI), sebaiknya juga diberikan makanan rumahan seperti yang disantap oleh keluarga. Prof. Damayanti tidak menyarankan bayi diberi makanan dari satu jenis bahan saja apalagi yang mengandung lebih banyak tepung.

"Makanan berikan yang sama seperti orang rumah tapi teksturnya saja yang dibedakan. Kalau MPASI kan bisa diblender dulu, dihaluskan jadi enggak perlu lagi makanan yang harus dimasak-masak khusus gitu," ujar Prof. Damayanti.

Sebelumnya, Konsultan Nutrisi & Penyakit Metabolik Anak FKUI-RSCM dr. Titis Prawitasari, Sp.A (K) menjelaskan, MPASI paling tepat mulai diberikan kepada anak ketika air susu ibu sudah tidak mampu mencukupi kebutuhan si kecil, maksimal ketika anak berusia enam bulan. 

Baca Juga: Penyayang dan Setia, Perempuan dengan Zodiak Ini Adalah Calon Istri yang Paling Idaman

Baca Juga: Sangat Cepat, Rekan Aktor Joe Taslim dalam Film Mortal Kombat Sandingkan Kemampuan Joe dengan Bruce Lee

Dia menjelaskan bahwa ASI sebetulnya cukup memenuhi kebutuhan anak selama enam bulan dan itu bisa dilihat dari indikator tumbuh kembang yang baik. Namun dokter menilai ASI sudah tidak memenuhi kebutuhan anak meski belum genap enam bulan, makanan pendamping boleh diberikan.

Jika MPASI tak kunjung diberikan ketika bayi sudah lebih dari enam bulan maka bayi kekurangan sekira 200 kalori untuk kebutuhan hariannya.

Tanda anak sudah siap mendapat asupan gizi di luar ASI salah satunya adalah kemampuan untuk menegakkan kepala, sehingga dia sudah mampu menopang dada ketika didudukkan. Kemudian, refleks menjulurkan lidah ketika ada makanan di mulut (ekstrusi) sudah berkurang.

Baca Juga: Anak Perempuan Pertama Cenderung Lebih Gemuk Dibandingkan Anak Kedua, Simak Penjelasan Studinya

Baca Juga: Pemerintah Bina Anak dari Terduga Teroris, Kemen PPPA: Agar Mereka Bisa Hidup Normal dan Jauh dari Radikalisme

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Antaranews.com


Tags

Terkini

x