Memiliki Tantangan Tersendiri Puasa Hingga 18 Jam, Beginilah 'Ngabuburit' ala Muslim di Inggris

- 25 April 2021, 14:06 WIB
Ilustrasi Ngabuburit muslim di luar negeri/Pixabay/Olgaozik
Ilustrasi Ngabuburit muslim di luar negeri/Pixabay/Olgaozik //Aini/

Menurut Suwondo, ia mengaku merasakan perbedaan tradisi antara Muslim Indonesia dan Muslim Inggris yang cukup kentara pada bulan Ramadhan.

Kalau di Indonesia, ketika Ramadhan tiba, kita bisa bayangkan betapa ramainya. Masjid dan surau, juga aneka kuliner yang dijajakan di pinggir-pinggir jalan atau pasar.

Baca Juga: Tak Perlu Alat Detektor, Kebohongan Seseorang Bisa dengan Mudah Kita Ketahui Faktanya Hanya dengan Cara Ini

Kita bisa cari menu apa saja yang kita mau, ujar Suwondo, yang merupakan pegawai di Direktorat Pajak Kementerian Keuangan.

Namun, kalau di Inggris, tidak ada yang jualan di pinggir jalan. Tidak bisa menemukan tukang bakso, mie ayam, atau es degan menjelang berbuka puasa.

Karena peraturan untuk berjualan sangat ketat dan semua diatur oleh hukum negara. Jadi, situasinya memang berbeda, katanya.

Baca Juga: Virus Corona Kemungkinan Sudah Ada Sejak Lama dan Telah Melanda Kawasan Asia Timur Sekitar 25000 Tahun Lalu

Lebih lanjut, Suwondo mengakui waktu berpuasa yang panjang harus diatur secara baik agar tidak membosankan, terutama untuk anak-anak.

“Saya terbiasa mengajak anak-anak pada sore hari berkunjung ke taman-taman. Ada banyak taman di kota tempat saya tinggal, misalnya di Daisy Dip Park, Common Park, Bitterne Park, ataupun di Riverside Park. Pemerintah Inggris membangun taman-taman kota di berbagai kawasan,” ujar Suwondo.

Berbeda dengan Suwondo, Badriyah, seorang Muslimah asal Indonesia yang bermukim di Inggris, mengakui bahwa dirinya lebih senang jalan-jalan pada sore hari, terutama di jalan-jalan kecil di desa-desa terpencil Inggris.

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: ANTARA


Tags

Terkini

x