Ternyata Ini yang Menyebabkan Beberapa Orang Menyukai Aroma Bensin, Begini Penjelasan Ilmiahnya

- 29 April 2021, 10:57 WIB
Foto: Ilustrasi seseorang mengisi bensin kendaraan
Foto: Ilustrasi seseorang mengisi bensin kendaraan /Rianti S/pexels.com/ cottonbro

Fenomena Proust ini dicetuskan oleh Marcel Proust, seorang novelis asal Perancis yang pernah menggambarkan bau biskuit yang dicelupkan ke dalam teh membangkitkan kenangan masa kecilnya.

Indra penciuman, atau saraf yang mendeteksi molekul aroma, terkait erat dengan amigdala dan hipokampus pada otak. Bagian otak inilah yang berfungsi memproses respons emosional dan menangani pembentukan memori.

Baca Juga: Sering Dianggap Gila, Berbicara dengan Diri Sendiri Ternyata Bermanfaat untuk Kesehatan Mental

Dengan begitu, bau yang kuat seperti aroma bensin bisa saja membangkitkan kenangan masa kecil dari seseorang.

Menurut penulis, hal ini mungkin disebabkan oleh kenangan masa kecil yang lekat dengan aroma bensin. Misalnya seperti bau bensin lekat dengan aroma garasi rumah ketika Anda masih kecil.

Atau ketika Anda sekeluarga pergi berlibur menggunakan mobil, dan suatu waktu orang tua Anda mengisi bahan bakar di pom bensin. Kenangan indah saat pergi berlibur dan kuatnya aroma benzena di pom bensin mungkin memicu nostalgia yang kuat akan kenangan masa lalu tanpa Anda sadari.

Mungkin kenangan itu diperoleh ketika Anda masih sangat kecil, jadi mungkin saja secara tidak langsung aroma bensin secara tidak langsung membuat Anda merasa lebih dekat dengan kenangan masa kecil.

Baca Juga: Tradisi Presiden Jokowi yang Melantik Menteri Baru di Hari Rabu, Apa Alasannya? Simak Ulasan Berikut

Teori lain juga menjelaskan mengapa beberapa orang menyukai bau bensin, yaitu karena efek fisik terhadap reseptor saraf yang mendeteksi bau dapat menghasilkan perasaan gembira atau sensasi menyenangkan yang muncul sementara.

Sehingga aroma bensin bisa mendorong otak menghasilkan lebih banyak dopamin yang bisa membuat gembira. Dengan kata lain aroma bensin bisa menyebabkan candu yang berefek sama seperti ketika orang kecanduan video game, obat-obatan, dan hal lainnya.

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Discover Magazine


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah