Minum Jus Ini Ternyata Meningkatkan Risiko Kanker Kulit Non-Melanoma, Menurut Studi

- 6 Mei 2021, 21:19 WIB
Ilustrasi Jus Buah.
Ilustrasi Jus Buah. /Pixabay/silviarita/

KABAR BESUKI - Menurut sebuah studi baru yang menemukan hubungan antara minum jus jenis tertentu, dan peningkatan risiko kanker kulit.

Mei menjadi bulan kesadaran kanker kulit, dan sekelompok peneliti di berbagai universitas di seluruh New England baru saja menerbitkan sebuah studi baru berkaitan dengan kanker, sebuah jurnal medis Swiss peer-review.

Mereka mengetahui penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa ada jenis organik, senyawa fotoaktif yang ada dalam produk jeruk yang telah terbukti meningkatkan risiko kanker kulit non-melanoma artinya, jenis kanker kulit yang kurang serius saat jeruk konsumsi akan dikombinasikan dengan paparan radiasi ultraviolet.

Baca Juga: Minta Lesti Kejora Berhenti Jadi Penyanyi Usai Menikah, Rizky Billar: Kakak Mau Dede Fokus Dirumah

Para ilmuwan dalam penelitian ini tertarik untuk mengamati bagaimana asupan jeruk mempengaruhi wanita pasca menopause yaitu, wanita berusia 50 hingga 79 tahun ketika mereka mendaftar untuk penelitian ini.

Para peneliti menjalankan data dari 49.007 peserta kulit putih non-hispanik dalam rentang usia ini yang telah menyelesaikan kuesioner frekuensi makanan sebagai bagian dari Studi Observasi Inisiatif Kesehatan Wanita (WHI), yang dilakukan antara tahun 1993 dan 1998.

Pada survei tindak lanjut tahunan, para wanita tersebut melaporkan apakah mereka mengembangkan kanker kulit non-melanoma (karsinoma sel basal atau karsinoma sel skuamosa).

Baca Juga: Hormon Tubuh Ini yang Bikin Obesitas dan Metabolisme, Kata Studi

Para peneliti melihat secara khusus berapa banyak dari peserta yang melaporkan asupan buah jeruk, jus jeruk, serta buah dan jus non-jeruk. Juga seberapa sering mereka mengonsumsi jeruk.

Ternyata 8.642 wanita dari sampel ini sekitar 18 persen kemudian melaporkan bahwa mereka telah mengembangkan kanker kulit non-melanoma, dan risikonya meningkat dengan semakin banyaknya jumlah jeruk yang dikonsumsi.

Para peneliti dari studi kanker kulit ini menyimpulkan “di sini ada indikasi risiko insiden kanker kulit non-melanoma yang sedikit lebih tinggi di antara konsumen jus jeruk.” Dilansir Kabar Besuki melalui laman Eat This.

Baca Juga: Raja Arab dan Kardinal Vatikan Resmikan Gereja Katolik Pertama Kali di Arab Saudi, Ini Faktanya!

Ini penemuan yang menarik, meskipun para peneliti menunjukkan bahwa konsumsi jeruk yang lebih besar hanya meningkatkan risiko kanker kulit secara bertahap. Mungkin bijaksana untuk mencatat bahwa melihat kasus melanoma akan membantu, karena melanoma adalah bentuk kanker kulit yang paling mematikan.

Selain itu, penelitian saat ini membuat sampel mereka cukup sempit dengan tidak memasukkan wanita dari ras dan etnis lain agar lebih inklusif dari berbagai warna kulit.

Dan sementara para peneliti dalam studi saat ini melihat paparan sinar matahari pada apa yang terdengar seperti derajat kecil, ada baiknya untuk mengingat faktor-faktor lain yang dapat terlibat dalam interaksi antara jeruk dan kanker kulit ini, seperti kemungkinan implikasi geografis.

Baca Juga: Ramalan Cinta Berdasarkan Zodiak, 7 Mei 2021: Aries Gairah Anda Membara dan Leo Tetap Berpikir Terbuka

Salah satu contoh yakni orang yang tinggal di daerah beriklim penambah jeruk seperti Florida mungkin lebih besar mendapatkan banyak sinar matahari dan memanjakan diri mereka dengan jus jeruk segar setiap pagi.

Namun, dengan penyakit yang serius, umum, dan sering dapat dicegah seperti kanker kulit, sangatlah membantu untuk mengetahui bagaimana pilihan harian kita dapat memengaruhi peluang kita untuk mendapatkannya.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Eat This


Tags

Terkini