Instagram Stories Sangat Bikin Ketagihan, Awas Berdampak Gangguan Mental, Mengapa Demikian? Ini Ulasannya

- 6 Mei 2021, 21:22 WIB
Ilustrasi Instagram
Ilustrasi Instagram /Pixabay/USA-Reiseblogger

Sebuah survei yang dilakukan oleh Facebook mengungkapkan bahwa orang merasa mereka bisa lebih otentik, karena konten dalam cerita menghilang setelah 24 jam kecuali disimpan ke sorotan profil.

Bertukar tanggapan atas cerita satu sama lain, telah menjadikan "teman internet" dengan orang-orang yang bahkan belum pernah ditemui.

Baca Juga: Chord dan Lirik Lagu Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki, dari Sheila On 7

“Pengguna dapat menafsirkan Stories sebagai lebih ringan dan lebih relevan. Mereka tidak terlalu 'mengancam', membuat orang lebih cenderung memanfaatkannya,” Antonino berbagi.

Survei yang sama dari Facebook mengungkapkan bahwa salah satu alasan utama orang menggunakan fitur Instagram story adalah untuk melihat apa yang orang lain lakukan. Menurut hasil, mereka mencari “konten langsung dan tidak diedit”.

Teori Looking-Glass Self dikembangkan oleh seorang sosiolog bernama Charles Cooley pada tahun 1902, menyatakan bahwa kita mengembangkan konsep diri kita dengan mengamati bagaimana kita dipersepsikan oleh orang lain.

Pada dasarnya, kami memposting hal-hal penting dalam hidup kami untuk memperkuat identitas diri kami.

Baca Juga: Hormon Tubuh Ini yang Bikin Obesitas dan Metabolisme, Kata Studi

“Ini berpotensi membuat kita terjebak dalam lingkaran setan di mana kita merasa satu-satunya cara untuk meningkatkan kepercayaan diri kita adalah dengan terus menampilkan proyeksi diri kita yang 'sempurna',” kata Antonino.

Ketika berbicara tentang kesehatan mental. Filter cerita, khususnya, menuntun kita untuk menghabiskan berjam-jam membandingkan apa yang bisa terjadi dengan apa yang tidak ketika menyangkut penampilan kita.

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Healthline


Tags

Terkini

x