Network
KABAR BESUKI - Sunscreen atau tabir surya adalah salah satu produk perawatan kulit yang penting digunakan ketika seseorang sedang berada di luar ruangan dan terkena paparan matahari.
Sebagian besar sunscreen, seperti kebanyakan produk perawatan kulit lainnya terkadang hanya menaruh label "MFG" yang menunjukkan kapan produk tersebut diproduksi.
Biasanya produk perawatan tubuh akan memiliki label lain yang menandakan berapa lama waktu kadaluarsanya setelah produk dibuka.
Namun tidak seperti produk perawatan kulit lain yang umumnya disimpan di dalam ruangan, sunscreen terkadang sering dibawa kemanapun dan rentan terkena paparan langsung sinar matahari.
Baca Juga: 3 Tahap Parasocial Relationship: Saat Seseorang Merasa Terikat dengan Idola atau Karakter Fiksi
Karena inilah terkadang sunscreen memiliki waktu kadaluarsa yang berbeda-beda tergantung dari bagaimana produk tersebut disimpan.
Umumnya produsen produk sunscreen mengatakan jika produk mereka masih efektif digunakan selama tiga tahun jika produk masih disimpan dalam keadaan optimal.
Menurut para ahli,sunscreen yang disimpan ditempat yang sejuk dan kering bisa bertahan sangat lama hingga bertahun-tahun. Bahkan kemungkinan sunscreen bisa bertahan sampai lima hingga 10 tahun, sebagaimana dilansir dari Live Science.
Baca Juga: Berendam Air Panas Berikan Manfaat yang Sama Seperti Olahraga, Simak Ulasannya Menurut Penelitian
Tapi karena sunscreen sendiri berfungsi untuk melindungi kulit dari bahaya sinar matahari, maka seringkali produk tersebut dibawa ke tempat yang panas seperti mobil yang panas atau di dalam tas saat seseorang sedang berada di luar ruangan.
Ketika sunscreen menjadi panas, komponennya bisa rusak lebih cepat dan membuatnya kadaluarsa lebih awal dari seharusnya.
Bahkan jika tidak disimpan dengan baik, masa kadaluarsa sunscreen hanya bertahan enam bulan hingga satu tahun.
Sunscreen bekerja dengan memantulkan kembali atau menyerap radiasi ultraviolet (UV) yang dipancarkan sinar matahari agar tidak menembus lapisan kulit Anda.
Sunscreen mengandung senyawa anorganik seperti seng oksida atau titanium dioksida yang dapat mencegah kulit terkena sengatan sinar matahari secara langsung.
Produk sunscreen juga bisa mengandung bahan-bahan yang aromatik untuk memberi wangian dan membuatnya lebih mudah diaplikasikan ke kulit.
Ketika sunscreen Anda terlalu sering terkena panas, maka komponen pertama yang akan rusak adalah pengemulsinya.
Tanpa pengemulsi, sunscreen akan berair atau berbintik-bintik yang membuatnya menjadi susah menempel dan diaplikasikan pada kulit.
Baca Juga: Awas! Risiko Stroke Mengancam 3 Kali Lebih Tinggi Jika Anda Alami Kondisi Ini, Studi Mengatakan
Semakin lamanya usia sunscreen atau semakin sering terkena panas dan kelembaban, kandungannya bisa semakin tidak berinteraksi dengan bahan lainnya dan akibatnya kehilangan kemampuannya untuk menangkis bahaya sinar matahari.
Meski begitu, sunscreen Anda tetap masih bisa digunakan, hanya saja tidak seefektif ketika pertama kali dibuka dan jika disimpan dengan baik dan benar.
Misalnya seperti label produk sunscreen Anda adalah 50 SPF (faktor perlindungan matahari), namun jika semakin lama usianya atau tidak disimpan dengan baik maka efektivitas sunscreen bisa menurun menjadi 40 atau 30 SPF.
Angka SPF mengacu pada berapa lama seseorang bisa bertahan di bawah sinar matahari tanpa terbakar matahari.
Jadi jika ingin agar sunscreen Anda berumur lebih panjang, maka simpanlah di tempat yang sejuk dan kering serta hindari terkena panas secara langsung.***
