Cegah Hipertensi Sedari Dini, Berikut Cara Mengatahui Kondisi Tubuh Agara Tetap Sehat

- 3 Juni 2021, 18:22 WIB
Ilustrasi hipertensi.
Ilustrasi hipertensi. /Pixabay/McRonny

KABAR BESUKI - Pentingnya hidup sehat dengan mengetahui kondisi tubuh dan pola asupan yang akan dikonsumsi. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, Bandung, Badai Bhatara Tiksnadi, menegaskan pentingnya untuk menerapkan gaya hidup sehat sekaligus melakukan deteksi dini untuk mencegah terkena hipertensi.

Gaya hidup sehat tersebut mencakup tentang pembatasan konsumsi garam yakni tidak melebihi 1 sendok teh per hari, melakukan aktivitas fisik teratur seperti jalan kaki, bersepeda selama 30 menit per hari minimal lima kali seminggu, menerapkan diet bergizi seimbang, mempertahankan berat badan ideal, tidak merokok dan menghindari asap rokok, serta menghindari minum minuman beralkohol.

"Harus lebih banyak sayur dan buah. Semakin enak dan gurih makanan, harus dicurigai kurang baik untuk kesehatan. Aktivitas fisik harus teratur kalau bisa setiap hari, hindari asap rokok, alkohol," kata Badai pada Kamis 3 Juni 2021 dilansir dari situs Antara.

Baca Juga: Demi Mempercepat UMKM Jabar Go Digital, Ridwan Kamil Gandeng Shopee dalam Membuka Shopee Center

Badai mengatakan, data di Indonesia yang mencakup sekitar 13000 orang partisipan memperlihatkan sebanyak 32 persen partisipan ternyata tidak memiliki pengetahuan akan tekanan darahnya. Banyak dari mereka yang bahkan tidak mengukur tekanan darahnya dalam setahun terakhir dan sekitar 14 persen orang dengan tekanan darah tinggi yang berobat.

Dikatakan bahwa penemuan data ini, menurut Badai, semakin menunjang bukti hipertensi yang tidak memunculkan keluhan kecuali sudah berat, sehingga penyakit ini perlu diketahui lebih awal melalui deteksi dini.

Badai mempertegas pentingnya pengukuran tekanan darah sesuai panduan secara teratur, termasuk di rumah melalui metode CERAMAH atau cek tekanan darah di rumah, selain mengandalkan pemeriksaan di klinik atau fasilitas kesehatan.

Baca Juga: Pemerintah Akan Luncurkan Program Kredit untuk UMKM yang Bisa Cairkan Modal Rp20-Rp25 Juta

"Pengukuran tekanan sesuai panduan, kontrol sehingga bisa hidup lebih lama. Pengukuran menggunakan alat yang sudah tervalidasi sehingga akurat, dilakukan berulang. Kalau sekali kurang akurat, kalau di klinik bisa cemas bisa terjadi pengukuran yang tidak ideal karena baru naik tangga ke lantai dua misalnya, karena suasana gaduh, maka pengukuran harus berulang," kata Badai.

Saat melakukan CERAMAH, usahakan tubuh dengan posisi rileks selama 2-5 menit. Lakukan pemeriksaan dilakukan 2-3 kali dengan jangka waktu satu menit untuk mendapatkan data variasi tekanan darah.

Terkait alat ukur tekanan darah yang digunakan, sebaiknya yang menggunakan manset dililitkan pada lengan dan alat tervalidasi.

Baca Juga: Maroko Tawarkan Kerja Sama di Bidang Sepak Bola untuk Mempererat Hubungan

"Pengukuran tekanan darah di rumah mampu menegakkan diagnosis hipertensi yang tidak bisa satu kali pengukuran, terutama hipertensi terselubung, bisa memantau variasi tiba-tiba naik atau rendah, menilai efektivitas pengobatan, dosis dan deteksi resistensi obat," jelas Badai.

Rerata tekanan darah saat di rumah untuk diagnosis hipertensi yaitu sekitar di atas 135/85 mmHg.

Baca Juga: PT KAI Rugi Miliaran Rupiah, Netizen: Mana Ada Sih Alat Transportasi yang Ga Rugi pada Masa Pandemi?

Hipertensi adalah saat tekanan darah di atas 140/90 mmHg yang tidak terkontrol bisa menempatkan penderitanya pada berbagai masalah kesehatan seperti stroke hingga masalah jantung. Pada kondisi pandemi COVID-19 seperti sekarang, mereka dengan penyakit ini rentan terkena dan mengalami perburukan ketimbang mereka tanpa hipertensi.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: ANTARA


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah