KABAR BESUKI - Kebiasaan membunyikan anggota tubuh mungkin menjadi kebiasaan yang menyenangkan, terutama saat sedang pegal-pegal.
Anggota tubuh yang biasa dibunyikan adalah bagian yang memiliki sendi, seperti jari tangan atau leher.
Ternyata, kebiasaan ini bisa berbahaya bagi kesehatan. Rasa pegal yang hilang dari membunyikan leher ini hanya berlaku untuk waktu yang singkat.
Di baliknya, akan terdapat banyak konsekuensi jangka panjang jika Anda kerap melakukan hal ini.
Melansir Kabar Besuki dari Mirror, berikut ini penjelasan medis mengenai bahaya yang ditimbulkan akibat dari kebiasaan tersebut.
Bila retak, patah, dan dislokasi, maka tulang leher pun menjadi tidak stabil, dan sumsum tulang di dalamnya juga mengalami cedera.
Baca Juga: Ria Ricis Tetap Nampak Ceria Meski Dirinya Tengah Kehilangan Ayahnya, Netizen: Wanita Strong
Padahal, sumsum tulang itu merupakan kumpulan semua saraf pusat dari dan atau menuju otak, maupun dari atau ke organ tubuh di bawah leher.
Selain berhentinya napas, dampak fatal dari gangguan akibat cederanya sumsum tulang belakang di daerah leher bisa mengakibatkan kelumpuhan tangan dan kaki, ketidakmampuan buang air besar dan buang air kecil, dan fungsi organ-organ lain di bawah leher menjadi terganggu.
Kalau saraf tulang belakang mati, mungkin jantung masih dapat bertahan jika dibantu oleh obat-obatan pemacu jantung dan paru-paru untuk mendapat pernapasan mekanis ventilator.
Kondisi seperti ini biasanya disebut sebagai mati batang otak.
Sedangkan, bahaya dari retaknya tulang belakang leher bisa menyebabkan robeknya pembuluh darah arteri vertebralis bagian kiri dan kanan yang terdapat di dalam tulang belakang leher.
Pembuluh darah arteri ini yang memasok darah ke otak bagian belakang.
Baca Juga: 6 Kegiatan Illegal di Amerika Namun Menjadi Kebiasaan di Indonesia, Nomer 5 Sering Dijumpai
Apabila pasokan darah hilang akibat kedua pembuluh darahnya robek, maka hal ini akan menyebabkan kerusakan otak, pingsan, napas terhenti, dan meninggal.
Jika Anda mempunyai masalah nyeri leher, pinggang dan punggung, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter spesialis saraf, spesialis bedah saraf, spesialis ortopedi, spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi, atau ke dokter umum dan fisioterapis.
Melemahkan Ligamen
Meskipun tidak semua kejadian pembunyian leher berdampak pada stroke, tapi hal ini dengan jelas akan melemahkan ligamen.
Baca Juga: Luhut Lakukan Misi ke China Hari Ini, Diketahui Sudah Dapat Restu dari Orang Penting di Indonesia
Bagaimana tidak, sobekan sementara dan masuknya udara dapat mengendorkan kekuatannya.
Ligamen yang ada berfungsi untuk menyatukan tulang leher dan tulang punggung.
Tak hanya itu, jaringan ikat pada sendi ini juga memudahkan perputaran dan gerakan lainnya pada leher.
Jika kekuatan pada ligamen semakin longgar, cidera dapat semakin rentan terjadi. Beberapa cedera yang dapat dialami adalah osteoartritis atau munculnya tonjolan tulang pada permukaan sendi.
Ligamen yang lemah juga dapat mengganggu produksi cairan sendi. Hal ini akhirnya berdampak pada terbatasnya pergerakan sendi secara permanen.
Stroke
Meskipun pemisahan permukaan sendi bersifat sementara, namun kebiasaan membunyikan leher bisa menyebabkan sobekan kecil pada arteri.
Sobekan tersebut berisiko terbentuknya gumpalan darah.
Gumpalan darah ini bisa mengalir ke seluruh peredaran darah di dalam tubuh yang tidak dapat terkontrol.
Akibatnya, gumpalan berkelana dan berdiam hingga menghadang jalur aliran darah normal, utamanya pada bagian leher.
Di bagian leher sendiri terdapat gabungan dua arteri utama, atau biasa disebut arteri vertebral. Gabungan dua arteri tersebut akan membentuk arteri basilar yang berfungsi mengalirkan darah ke otak bagian belakang.
Kalau penghambatan aliran darah itu sampai ke aliran darah ini, maka risiko yang bisa terjadi adalah terkena stroke.
Pembuluh Darah Arteri Korotis
Jika kedua pembuluh arteri karotis terpotong, maka pasokan darah ke otak terhenti dan mengakibatkan tidak adanya oksigen yang dipasok ke otak.
Baca Juga: Presiden Turki Erdogan Umumkan Penemuan Cadangan Gas Alam Sebesar 135 Miliar Kubik di Laut Hitam
Hal ini bisa menyebabkan pingsan, napas berhenti, atau meninggal dunia.***