5 Jenis Kemasan Makanan Ramah Lingkungan dan 3 Jenis yang harus Dihindari

- 28 Juni 2021, 09:29 WIB
Kemasan makanan
Kemasan makanan /Agenlaku-Indonesia/

KABAR BESUKI - Sekitar 60% dari semua plastik yang diproduksi di seluruh dunia digunakan untuk kemasan makanan.

Itu berarti bahwa dari 380 juta metrik ton plastik yang diproduksi pada tahun 2015, 228 juta metrik ton adalah kemasan makanan saja.

Karena dampak lingkungan dan kesehatan manusia dari kemasan plastik yang tidak dapat terurai, banyak orang berjuang untuk secara drastis mengurangi produksi plastik dan meningkatkan daur ulang serta mempromosikan kemasan makanan yang lebih berkelanjutan.

Baca Juga: Secangkir Kopi di Pagi Hari, dapat Menurunkan Risiko Penyakit Hati

Artikel ini menjelaskan perlunya kemasan makanan ramah lingkungan, mencantumkan 5 jenis untuk dicoba, dan memberi tahu Anda beberapa yang harus dihindari.

Mengapa kemasan makanan itu penting?

Kekhawatiran khusus seputar plastik termasuk akumulasinya di lautan dan tempat pembuangan sampah, generasi mikro dan nanoplastik, dan paparan manusia terhadap racun ketika bahan kimia dalam kemasan makanan ditransfer ke makanan.

Selain bahan kimia yang sengaja digunakan untuk memproduksi plastik, banyak ditemukan non-intentionally added materials (NIAS) dalam kemasan makanan. Bahan kimia ini menimbulkan toksisitas dan risiko gangguan endokrin pada manusia.

Namun, alternatif kemasan ramah lingkungan menjadi semakin luas.

Baca Juga: 5 Ide Produk yang Bisa Kamu Jual di Online Shop, Cocok Saat Pandemi Covid-19

Paket makanan ramah lingkungan ini sering menggunakan bioplastik berkelanjutan dan ekstrak nabati, seperti gandum, kayu, dan bambu, yang dapat terurai secara hayati, dapat digunakan kembali, dan bebas dari bahan kimia berbahaya.

Meskipun mereka juga terbukti mengandung bahan kimia dan NIAS, penelitian menunjukkan bahwa pergerakan bahan kimia ke dalam makanan dan tubuh Anda jauh lebih rendah dengan kemasan ramah lingkungan daripada dengan plastik, menjadikannya lebih aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

Paparan bahan kimia dalam kemasan makanan tidak dapat dihindari, tetapi upaya untuk mengurangi transfer bahan kimia tersebut ke dalam makanan sangat penting bagi kesehatan manusia.

Baca Juga: Dokter Membongkar 9 Mitos dan Teori Konspirasi Vaksin Covid-19

Pilihan kemasan makanan berkelanjutan

Berikut adalah 5 pilihan kemasan makanan ramah lingkungan yang lebih baik untuk planet ini dan kesehatan Anda.

1. Wadah kaca

Kaca memiliki banyak sekali kegunaan dan manfaat untuk kehidupan sehari-hari.

Ini adalah bahan yang dapat digunakan kembali, dapat didaur ulang, dan tahan lama yang juga mudah dibersihkan dan digunakan sebagai kemasan makanan yang dapat diangkut. Wadah makanan dan minuman kaca termasuk botol air dan kotak bento.

Namun, tutup kaca tidak bebas bocor, membuatnya tidak ideal untuk wadah portabel untuk dibawa ke kantor atau sekolah atau jalan-jalan.

Oleh karena itu, sebagian besar wadah makanan kaca yang dapat diangkut ini menggunakan tutup plastik pengunci snap dengan segel silikon atau tutup bambu yang berfungsi ganda sebagai talenan portabel.

Baca Juga: 5 Ide Produk yang Bisa Kamu Jual di Online Shop, Cocok Saat Pandemi Covid-19

Pastikan untuk memilih kelopak mata yang bebas dari bisphenol-A (BPA), pengganggu endokrin yang diketahui berperan dalam infertilitas pria dan wanita dan perkembangan tumor.

Kecuali rusak, wadah ini memiliki masa pakai 3,5 kali lipat dari plastik dan dapat didaur ulang saat dibuang, sehingga mengurangi dampak negatif lingkungan dari plastik.

2. Baja tahan karat

Stainless steel food grade tahan lama, bebas karat, dan tahan panas, menjadikannya pilihan yang aman untuk penyimpanan makanan. Ini juga dapat digunakan kembali dan dapat didaur ulang.

Kotak makan siang bento stainless steel tersedia secara luas, tetapi sebagian besar produk menggunakan silikon untuk membuatnya bebas bocor, baik melalui segel silikon dengan klip baja yang dapat dikunci atau tutup silikon berwarna-warni, bebas BPA, dan aman untuk makanan.

Stoples kaca dengan stainless steel, tutup kedap udara untuk menyimpan makanan massal seperti tepung, biji-bijian, dan rempah-rempah menawarkan yang terbaik dari kedua dunia.

Baca Juga: Anak-anak yang Sering Bantu Beberes Rumah Ternyata Dianggap Bisa Lebih Sukses Saat Dewasa

3. Bambu

Bambu dapat terurai secara hayati dan memiliki banyak sifat yang diinginkan untuk kemasan makanan, karena tahan lama dan tahan panas.

Kemasan makanan yang mengandung bambu termasuk toples kaca meja dengan tutup bambu, kotak makan siang portabel bebas plastik dengan tutup bambu, kotak roti bambu, dan mangkuk saji bambu.

Perlu diingat bahwa wadah makanan yang terbuat dari bambu atau serat tumbuhan lainnya kurang tahan lama dibandingkan kaca atau baja tahan karat dan lebih mudah aus.

4. Sekam padi

Sekam padi merupakan produk sampingan dari pertanian padi yang berbiaya rendah, terbarukan, dan biodegradable.

Dalam sebuah penelitian, sekam padi terbukti memiliki sifat bio-adsorben, yang berarti menyerap polutan dari lingkungan sekitarnya.

Produk yang dibuat dari senyawa ini termasuk kotak makan siang yang dapat ditutup rapat dan mangkuk saji anti pecah.

Baca Juga: Rumah dengan Atap Asbes Ternyata Efeknya Mematikan, Bahkan Bisa Memicu Kanker Lho

5. Film gelatin

Film gelatin menjadi lebih populer untuk kemasan makanan karena sifatnya yang tidak beracun, biaya rendah, dan kapasitas pembentukan film yang andal.

Menurut Food and Drug Administration (FDA), gelatin umumnya diakui sebagai aman (GRAS) sebagai bahan tambahan makanan.

Film gelatin diisi dengan selulosa antimikroba, yang menghambat pertumbuhan patogen umum yang menyebabkan penyakit bawaan makanan termasuk Staphylococcus aureus dan E. coli. Pengisi aktif ini membuat film gelatin alternatif yang lebih aman daripada plastik konvensional.

Selulosa mikrokristalin (MCC) dan nanokristal selulosa yang dicangkok rosin (r-CNCs) adalah dua pengisi utama untuk kemasan makanan agar-agar.

Jenis plastik yang harus dihindari

Plastik konvensional mengandung banyak aditif, seperti stabilizer, filler, plasticizer, flame retardants, dan baru-baru ini antimikroba.

Produk plastik berbasis minyak bumi ini tidak dapat terurai secara hayati, artinya tidak terurai menjadi zat alami.

Sebaliknya, mereka terurai menjadi fragmen yang dikenal sebagai mikro dan nanoplastik yang mencemari lingkungan dan mengancam ekosistem alam dan kesehatan manusia.

Baca Juga: Minum Cokelat Panas Ternyata Bisa Tingkatkan Kecerdasan Otak, Simak Ulasannya

Sementara aditif ini dapat menghasilkan produk plastik yang lebih diinginkan yang memungkinkan penyimpanan dan transportasi makanan, bahan kimia yang dikandungnya menyebabkan polusi dan meningkatkan risiko gangguan endokrin dan kanker pada manusia.

Berikut 3 plastik berbahan dasar minyak bumi yang harus Anda hindari.

1. Plastik sekali pakai

Sedotan, botol minuman, tutup botol, gelas styrofoam, dan kantong plastik adalah plastik sekali pakai yang paling umum, tidak lestari, dan dibuang sembarangan.

Lautan dan daerah pesisir sangat rentan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh plastik sekali pakai, seperti yang dicontohkan oleh Great Pacific Garbage Patch akumulasi sampah plastik di Samudra Pasifik antara Jepang dan Hawaii.

2. Plastik dengan BPA

Bisphenol-A (BPA) adalah aditif plasticizer yang digunakan untuk membuat polivinil klorida (PVC), bahan yang digunakan dalam banyak produk plastik (10Sumber Tepercaya).

BPA tidak hanya terakumulasi di lingkungan tetapi juga bermigrasi dari kemasan makanan ke makanan itu sendiri. Ketika tertelan, itu dapat meningkatkan risiko infertilitas , sindrom ovarium polikistik (PCOS), dan gangguan metabolisme lainnya (10Sumber Tepercaya).

Baca Juga: Minum Cokelat Panas Ternyata Bisa Tingkatkan Kecerdasan Otak, Simak Ulasannya

3. Wadah bungkus plastik

Meluasnya penggunaan wadah sekali pakai yang dapat dibawa pulang berkontribusi terhadap sejumlah besar limbah yang menyebabkan polusi dan racun lingkungan.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Heatlhline


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah