Varian Baru Covid-19, Delta Plus Lebih Berbahaya daripada Delta Waspadai Gejalanya

- 29 Juli 2021, 17:50 WIB
Varian Baru Covid-19, Delta Plus Lebih Berbahaya dari Pada Delta Waspadai Gejalanya
Varian Baru Covid-19, Delta Plus Lebih Berbahaya dari Pada Delta Waspadai Gejalanya /21saturday/Pixabay

KABAR BESUKI - Virus Corona terus bermutasi kali ini varian virus corona jenis Delta bermutasi menjadi Delta Plus. Varian ini juga dikenal dengan B.1.617.2.1 atau AY.1.

Varian Delta plus mulai muncul di database global pada pertengahan Maret, dan pada 26 April kasus varian ini ditemukan di Inggris. Itu membuat Inggris melarang perjalanan internasional pada 4 Juni.
 
Seperti dilansir Kabar Besuki dari Youtube Hindustan Times, Delta Plus berbeda dari Delta karena mutasi ekstra (K417N) terletak di protein lonjakan, yang menutupi permukaan virus SARS-CoV-2.
 
Varian Delta dengan cepat menjadi varian yang paling umum diidentifikasi di India dan saat ini juga menjadi varian dominan di Inggris.
 
Varian ini telah menunjukkan peningkatan transmisi 40 sampai 60 persen dibandingkan varian alfa dominan sebelumnya.
 
Perbedaan antara varian Delta dan Delta Plus terletak pada mutasi tambahan K417N pada protein lonjakan virusnya.
 
K417 ini yang dipakai virus menginfeksi sel-sel sehat. Mutasi K417N saat ini juga menjadi perhatian karena mutasi tersebut juga ditemukan pada varian beta yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.
 
Varian Delta Plus lebih berbahaya dibandingkan dengan varian Delta maka dari itu kenapa dibelakangnya ditambahkan kata plus.
 
Ketika protein tersebut bermutasi, maka interaksinya akan semakin kuat. Artinya, transmisibilitas atau penularan pun menjadi meningkat.
 
Seseorang yang terinfeksi Covid-19 varian Delta biasanya akan menunjukkan sejumlah gejala berikut ini:
 
》Batuk
》Diare
》Demam
》Sakit kepala
》Ruam kulit
》Perubahan warna pada jari dan kaki
》Nyeri di dada
》Napas pendek.
 
Nemun, pada virus Corona varian Delta Plus, pasien juga akan menunjukkan sejumlah gejala lainnya, yakni:
 
》Sakit perut
》Mual dan muntah
》Kehilangan nafsu makan.
 
Virus itu dideteksi masih dalam varian delta pada Oktober 2020. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melabelinya sebagai Variants of Convern (VOC) pada 11 Mei.
 
Para ilmuwan mengatakan bahwa awalnya, urutan Delta (B.1.617.2) yang membawa K417N ditemukan di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID). Urutan paling awal dikaitkan dengan Eropa melalui pemindaian rutin varian.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Youtube Hindustan Times


Tags

Terkini

x