Network
KABAR BESUKI - Batuk merupakan respon alami tubuh sebagai pertahanan ketika hendak mengeluarkan cairan atau partikel yang menutup saluran pernapasan.
Batuk yang ringan bisa diatasi dengan obat biasa yang tersedia di warung-warung. Tapi batuk yang parah bisa berakibat fatal.
Batuk yang parah terkadang membuat paru-paru terasa sakit. Namun, kasus di Amerika Serikat ini menunjukkan sesuatu yang berbeda, yaitu keluarnya secuil bagian paru-paru.
Seorang pria California baru-baru ini mengeluarkan secuil dari paru-parunya saat batuk. Pria 36 tahun itu dilaporkan dirawat di rumah sakit setelah mengalami palpitasi jantung.
Baca Juga: Bahaya Berciuman Dengan Seorang Perokok Ternyata Sangat Berbahaya, Bisa-bisa Kamu Terkena Kanker Lho!
Laporan yang diterbitkan di New England Journal of Medicine ini menyebutkan, pria itu dirawat di San Fransisco California, Univeristy of California dengan diagnosis gagal jantung kronis.
Dia memiliki riwayat kesehatan kardiovaskular yang buruk. Sebelumnya, dia juga memiliki alat pacu jantung yang ditanam dalam tubuhnya.
Seminggu pertama di ruang Intensive Care Unit (ICU), dia terus menerus batuk darah dan lendir. Namun, suatu hari dia mengalami batuk yang sangat parah dan mengeluarkan sepotong pohon bronkial kanannya secara utuh.
Seminggu pertama di ruang Intensive Care Unit (ICU), dia terus menerus batuk darah dan lendir. Namun, suatu hari dia mengalami batuk yang sangat parah dan mengeluarkan sepotong pohon bronkial kanannya secara utuh.
Baca Juga: Waspada, Perokok Aktif Bisa Berisiko Terinfeksi Covid-19 Lebih Tinggi daripada Non Perokok
Organ yang berbentuk seperti tabung ini berfungsi mendistribusikan udara ke paru-paru.
"Kami terkejut," ujar ahli bedah transplantasi dan pulmoner yang menangani kasus itu George Wieselthaler, seperti dikutip Kabar Besuki dari Instagram @seputar.netizen.
"Ini sangat, sangat, sangat langka," ujar Wieselthaler.
Wieselthaler dan rekan-rekannya segera memasang sebuah tabung untuk bernapas di tenggorokannya setelah insiden tersebut.
"Kami terkejut," ujar ahli bedah transplantasi dan pulmoner yang menangani kasus itu George Wieselthaler, seperti dikutip Kabar Besuki dari Instagram @seputar.netizen.
"Ini sangat, sangat, sangat langka," ujar Wieselthaler.
Wieselthaler dan rekan-rekannya segera memasang sebuah tabung untuk bernapas di tenggorokannya setelah insiden tersebut.
Namun, dia meninggal minggu berikutnya akibat komplikasi gagal jantung. Termasuk terlalu banyak cairan dalam darah dan tidak cukup darah yang terpompa.***
