15 Tipe Pertengkaran yang Mengindikasikan Akhir dari Hubunganmu, Tidak Pernah Bertengkar Salah Satunya

- 14 April 2022, 01:09 WIB
15 Tipe pertengkaran yang bis membuat hubunganmu berakhir/
15 Tipe pertengkaran yang bis membuat hubunganmu berakhir/ /pexels.com/Vera Arsic/
  1. Kamu tidak setuju tentang memiliki anak

Kamu mungkin berbicara tentang memiliki anak sebelum menikah. Tapi perasaan bisa berubah. Mungkin sebagian orang takut anak-anak akan menghalangi karier mereka. Atau kamu ingin berhenti mencoba akibat masalah kesuburan yang membuat sulit untuk mempunyai anak.

Menjadi orang tua adalah komitmen besar secara fisik dan emosional. Itu bukan sesuatu yang bisa kamu kompromikan atau lakukan untuk orang lain. Kamu harus terlibat atau itu tidak akan berhasil. Tidak adil untuk membujuk seseorang agar memiliki atau tidak memiliki anak.

  1. Kamu memiliki argumen yang sama lagi

Menurut The Gottman Institute, konflik yang berulang dalam hubunganmu dapat mewakili perbedaan dalam gaya hidup dan kepribadianmu.

Terkadang pasangan berdebat tentang hal-hal sehari-hari ketika, pada kenyataannya, mereka melepaskan ketegangan yang mungkin berasal dari konflik mendasar yang lebih besar.

Baca Juga: 5 Ciri Mental Breakdown yang Dialami Seseorang, Salah Satunya Sering Mengalami Depresi

Menurut Marni Feuerman, seorang psikoterapis di Florida, konflik yang berulang dapatmengarah pada perpisahan jika pertengkaran dibiarkan meningkat secara serius, saling menolak berbicara, dan menyalahkan secara berlebihan. Kamu bisa saling berkompromi untuk take and give dalam mengakhiri pertengkaran.

  1. Kamu berdebat tentang seks

Jika salah satu dari kalian menginginkan seks dan yang lain tidak, kurangnya keintiman itu bisa berarti kamu berada dalam hubungan platonis (walaupun bisa juga akibat kecemasan, depresi, atau kondisi medis fisik).

Tanpa sentuhan fisik, kamu dapat menciptakan perasaan penolakan, yang dapat menyebabkan rasa tidak aman, dendam, kemarahan, dan pemberontakan. Kamu tidak menikah untuk menjadi teman sekamar atau mitra bisnis.

Faktanya, penelitian terbaru yang dilakukan di University of Toronto-Mississauga bahwa seks lebih dari sekali seminggu tidak membuat pasangan lebih bahagia. Tapi, jika seks menjadi lebih jarang daripada mingguan, saat itulah kebahagiaan menurun.

Menurut House, Kamu perlu berbicara dengan pasangan tentang kurangnya seks ketika kalian berdua tenang dan di tempat di mana bisa terbuka. Cari tahu apakah itu kebosanan, ketidaktertarikan, gangguan, prioritas, rasa tidak aman, atau mungkin masalah fisik.

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: The Healthy


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah