Hal Penting Wajib Diketahui Perempuan Saat Membuat Rencana Properti Pribadi

- 27 April 2022, 13:46 WIB
Pentingnya perempuan mengetahui aset yang mereka miliki dan membuat perencanaan terhadap aset tersebut.
Pentingnya perempuan mengetahui aset yang mereka miliki dan membuat perencanaan terhadap aset tersebut. //pexels.com/Andrea Piacquadio/

Setelah kematian seorang perempuan tanpa pencalonan, tabungan CPF-nya akan dialokasikan kepada anggota keluarganya sesuai dengan aturan distribusi Undang-Undang CPF. Aturan-aturan ini menentukan siapa yang mendapat bagian dan berapa banyak, tergantung pada siapa yang meninggal.

Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini Rabu 27 April 2022: Ada yang Turun dan Tetap

CPF perempuan yang sudah menikah, misalnya, sepenuhnya diberikan kepada pasangannya yang masih hidup jika dia tidak memiliki anak atau orang tua yang masih hidup. Jika dia melakukannya, pasangannya akan mendapatkan setengah sementara setengah lainnya dibagi rata di antara anak-anak. Jika dia tidak memiliki anak, maka setengah bagian akan dibagi antara orang tuanya.

Dalam kasus seorang perempuan lajang yang meninggal tanpa pencalonan, CPF-nya akan dibagi rata oleh orang tuanya, atau di antara saudara-saudaranya jika kedua orang tuanya meninggal. Dan jika dia tidak memiliki orang tua yang masih hidup dan saudara kandung, maka itu pergi ke kakek-neneknya.

Aturan-aturan itu berlaku untuk semua orang kecuali Muslim, yang uang CPF-nya akan dibagikan menurut hukum syariah jika mereka meninggal tanpa pencalonan.

Beberapa perempuan membuat kesalahan dengan menjadi terlalu bergantung pada suami mereka untuk mengelola uang dan melaksanakan perencanaan warisan, sampai tidak tahu aset apa yang mereka atau dia  miliki.

Dia mengutip sebuah kasus di mana seorang janda menemukan, dengan kaget dan cemas, bahwa pasangannya telah meninggalkan aset kepada keluarga lain. Meskipun dia tidak tahu apa-apa tentang aset-aset itu, dia masih harus berurusan dengan mereka sebagai pelaksana (eksekutor perempuan) dari wasiatnya dan memastikan bahwa instruksinya dilakukan.

“Gagasan bahwa laki-laki harus menjadi orang yang memegang dompet tidak lagi berlaku, juga tidak realistis. Perempuan berpendidikan sama baiknya dengan pria, dan bisa atau bisa sama cerdasnya secara finansial, jika tidak lebih. Kesadaran dan pendidikan mengarah pada pengetahuan, dan pengetahuan memberdayakan,” tambah Yee.***

 

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF


Tags

Terkait

Terkini