Orang-orang ini mungkin juga gagal melihat situasi mereka secara realistis dan sebaliknya, mereka cenderung mendramatisasi atau membesar-besarkan kesulitan mereka.
Mereka cenderung mudah bosan dan mendambakan hal-hal baru dan kegembiraan, yang semuanya bukan berita bagus untuk karir mereka (mereka terus berganti pekerjaan) dan kesehatan mental (mereka tenggelam dalam depresi ketika tidak mendapat perhatian).
Menurut Dr Mark Zimmerman, direktur Psikiatri Rawat Jalan dan Program Rumah Sakit Parsial dari Rumah Sakit Rhode Island, gangguan kepribadian sering kurang terdiagnosis.
Baca Juga: 7 Hal Sepele yang Mempengaruhi Kesehatan Emosional Anda Tanpa Disadari, Salah Satunya Pola Makan
“Ketika orang dengan gangguan kepribadian mencari pengobatan, keluhan utama mereka seringkali adalah depresi atau kecemasan daripada manifestasi dari gangguan kepribadian mereka,” tulisnya dalam studinya.
Menurut APA, diagnosis biasanya dibuat pada individu di atas usia 18 tahun karena kepribadian orang yang lebih muda masih berkembang.
Diagnosis didasarkan pada wawancara pasien, anggota keluarga dan orang yang dicintai tentang gejalanya, kata Dr Lim.
“Tapi ini bisa sulit karena gangguan kepribadian sering muncul selama sesi dan wawancara, misalnya, pasien mungkin mengidealkan terapis dan memujinya. Namun, pada sesi berikutnya, pasien mungkin meremehkan terapis,” ungkapnya.
Dr Zimmerman mencatat bahwa obat-obatan untuk pengobatan tidak terlalu efektif untuk gangguan kepribadian. Tetapi ketika datang untuk mengobati kondisi lain yang terjadi secara bersamaan seperti depresi atau kecemasan, obat-obatan terkadang digunakan, kata Dr Lim.