KABAR BESUKI - Baru-baru ini European Super League (ESL) ramai disebut dan mendapat perhatian khusus dari para penggemar sepakbola dunia, terutama di liga Eropa.
Bahkan para profesional dan legenda sepakbola juga ikut menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap pembentukan liga baru ini.
Lalu apa sih European Super League itu, dan kenapa banyak orang yang menentang kompetisi satu ini?
Baca Juga: Diduga Settingan! Hapus Foto Sule di Instagram, Ternyata Nathalie Holscher Akan Rilis Album Religi
Hal ini dimulai dari gagasan yang dicetuskan oleh Florentino Pérez selaku bos dari Real Madrid dan ketua pembentukan Liga Super, ia mengatakan jika miliaran penggemar sepakbola di dunia pantas mendapatkan laga permainan profesional yang diisi oleh klub sepakbola terbesar Eropa.
Wakil ketua Perez adalah Joel Glazer (pemilik Manchester United) dan Andrea Agnelli yang merupakan bos Juventus, mereka mengatakan jika kompetisi ini akan menyatukan klub dan pemain terhebat di dunia untuk membuka babak baru dalam sepak bola Eropa.
Namun mereka juga tidak menampik jika pembentukan ini juga didasarkan untuk menandingi UEFA Champion League dan demi memperoleh keuntungan yang lebih besar dari hak siaran.
Ini juga diakibatkan oleh klub-klub raksasa Eropa yang juga terkena dampak buruk dari pandemi , sehingga finansial klub masing-masing mengalami penurunan yang signifikan dalam satu tahun terakhir.
European Super League ini akan menggunakan sistem yang memberikan hak istimewa terhadap klub-klub raksasa yang bergabung dan menjadi anggota tetap dari liga ini.
Nantinya akan ada 20 klub yang berpartisipasi, dengan 15 klub pendiri tetap, dan 5 tim lainnya akan menyesuaikan, tergantung dari hasil pencapaian mereka di musim sebelumnya.
Ada 12 klub pendiri yang sudah bergabung dengan European Super League. Diantaranya Milan, Arsenal, Atlético Madrid, Chelsea, Barcelona, Inter, Juventus, Liverpool, Manchester City, Manchester United, Real Madrid, dan Tottenham Hotspur
Akan ada dua grup yang masing-masing terdiri dari 10 klub, yang akan memainkan pertandingan kandang dan tandang selama kompetisi berlangsung.
Singkatnya, akan ada banyak pertandingan antara klub-klub raksasa Eropa alias 'Big Match' tanpa harus menunggu beberapa minggu hingga bulan seperti yang terjadi dalam kompetisi Liga Champion.
Bisa dibayangkan pendapatan yang akan diperoleh klub-klub yang tergabung European Super League dalam sekali tayang dari hak siaran yang mereka terima.
Selain banjir keuntungan yang melimpah, seperti dikutip dari SkySports pembentukan liga ini disinyalir juga menjadi salah satu langkah eksekutif dan petinggi klub raksasa untuk mengontrol sepak bola Eropa dalam jangka panjang.
Mereka dinilai berusaha untuk melangkahi yurisdiksi FIFA dan UEFA dalam menyelenggarakan pertandingan sepak bola yang adil dan sehat.
Mungkin hal inilah yang membuat banyak pihak-pihak tertinggi mengecam keras usaha pembentukan Super League tersebut.
UEFA dan FIFA bahkan akan memberi sanksi tegas terhadap tim dan pemain yang ikut berpartisipasi dalam European Super league. Mereka mengancam jika para pemain akan didenda dan dikeluarkan dari asosiasi sepak bola negara asal, hingga dilarang membela tim nasional pemain terkait.
Baca Juga: Ngantuk Saat Berkendara, Pelajar Tubruk Pemotor Lain dan Alami Patah Tulang
Hingga kini, tampaknya para petinggi dari Super League masih akan tetap melanjutkan rencana mereka. Namun masih belum jelas apakah Super League akan menjadi kenyataan atau akan segera pupus ditengah jalan.***