Akibat Perang Dingin, Madu di AS Masih Mengandung Radioaktif dari Sisa Uji Coba Nuklir Puluhan Tahun Lalu

24 April 2021, 10:23 WIB
Foto: Ilustrasi madu /Rianti S/pexels.com/ Adonyi Gábor

ABAR BESUKI - Perang Dingin yang berkecamuk antara Amerika Serikat dan Rusia beberapa dekade lalu telah meninggalkan bekas-bekas radioaktif yang tersisa di sejumlah tempat.

Bukan hanya beberapa lokasi uji coba nuklir saja yang terkena sisa radioaktif, tetapi produk makanan terutama madu yang ada di sepanjang pesisir Pantai Timur AS juga mengandung unsur isotop radioaktif.

Hal tersebut ditemukan oleh para peneliti dari William & Mary University. Mereka menemukan isotop cesium-137 terdeteksi di dalam madu. 

Baca Juga: Survei Menunjukkan Film dan Serial TV Netflix yang Paling Digemari di Setiap Negara, Indonesia Paling Suka Ini

Cesium-137 adalah produk hasil sampingan dari fisi nuklir yang terjadi ketika uranium dan plutonium bereaksi.

Sebenarnya cesium-137 yang terdeteksi pada madu sangat kecil, dan tidak berbahaya bagi manusia. 

Namun hal tersebut mengungkapkan efek jangka panjang dari percobaan nuklir terhadap lingkungan. Padahal hal itu sudah terjadi setengah abad yang lalu.

Pemimpin penelitian, Jim Kaste yang merupakan profesor di William & Mary University, menemukan jika beberapa jenis makanan lain juga mengandung isotop radioaktif. Namun setelah diteliti madu adalah makanan yang kadar isotop radioaktifnya paling tinggi.

Sampel madu yang memiliki kadar radioaktif paling tinggi adalah yang berasal dari bagian AS dengan curah hujan yang sedikit dan yang memiliki tanah dengan kadar kalium yang rendah.

Baca Juga: Adegan Lelucon BTS di Serial The Falcon and The Winter Soldier Tidak Ditayangkan, Ternyata Ini Alasannya

Peneliti memprediksi jika cesium dan kalium memiliki kesamaan, dengan begitu tanaman yang mencari nutrisi bisa menyerap cesium, bukan kalium sehingga serbuk sari terkontaminasi.

Akibatnya, isotop dapat hinggap di nektar pada tumbuhan yang kemudian dapat diteruskan ke lebah. Ketika lebah diternakkan untuk menghasilkan madu, maka konsentrasi cesium-137 terdapat pada madu-madu yang dikonsumsi oleh masyarakat.

Peneliti mengumpulkan 122 sampel madu dari Main hingga Florida di AS yang kemudian diperiksa menggunakan detektor gamma. Hasilnya sebanyak 68 madu ditemukan mengandung cesium-137.

Baca Juga: Tangisan Haru dan Bahagia Nathalie Holscher Saat Mengetahui Dirinya Kini Tengah Hamil

Sampel yang memiliki jejak isotop radioaktif memiliki tingkat sedikit di atas 0,03 becquerel per kilogram atau sekitar 870.000 atom radiocesium per sendok makan.

Kontaminasi Cesium-137 pada makanan menimbulkan kekhawatiran setelah insiden nuklir di Chernobyl dan Fukushima. Namun Kaste mengatakan jika kadar isotop dalam madu-madu tersebut berada dibawah batas yang dianggap berbahaya bagi manusia, alias aman dikonsumsi.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengizinkan 1.200 becquerel per kilogram pada makanan dan minuman. Sehingga tingkat isotop dalam madu tersebut sama sekali tidak mengkhawatirkan.

Kadar cesium dalam madu ini diperkirakan sudah menurun tajam sejak tahun 1960an. Menurut Kaste ada kemungkinan  jika tingkat cesium dalam madu lebih tinggi 10 kali lipat pada tahun 1970an.

Baca Juga: The Falcon and the Winter Soldier Tamat, Marvel Studios Langsung Garap Film Captain America 4

"Karena peluruhan radioaktif yang kita dapat kita ukur hari ini hanyalah sisa-sisa dari apa yang ada sebelumnya," kata Kaste.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Science Alert

Tags

Terkini

Terpopuler