KABAR BESUKI - Perdana Menteri atau PM Israel, Benjamin Netanyahu, berdalih bahwa negaranya bukanlah pemicu konflik Israel-Palestina.
Memang menurutnya ada pihak ketiga yang paling bertanggung jawab, yakni Hamas. Jadi kenapa ini terjadi?
Benjamin mengakui, semua tindakan yang dilakukan IDF hanya bersifat defensif atau membela diri.
Dengan demikian, tidak mungkin bagi mereka untuk melancarkan serangan, jika tidak ada pihak lain yang memicunya.
Itu sebabnya, dalam kasus ini, dia menuding Hamas sebagai antagonis sesungguhnya.
"Israel tidak memulai konflik ini. Kami diserang tanpa alasan oleh organisasi teroris Hamas yang menembakkan 4 ribu roket ke Ibu Kota kami dan ke kota-kota kami,” ujar Benjamin Netanyahu, dilansir Kabar Besuki dari Twitter dengan nama pengguna @IsraeliPM.
Apalagi, katanya, tidak ada satu negara pun di dunia yang diam saat diserang.
Jadi, menurutnya, tindakan yang dilakukan Israel merupakan keputusan yang tepat.
“Tidak ada negara yang akan berdiam diri ketika diserang dengan cara yang begitu kriminal. Israel tidak berbeda,” kata Benjamin Netanyahu dengan tegas.
"Tapi kami melakukan sesuatu yang berbeda. Kami memerangi teroris yang bersembunyi di antara warga sipil di salah satu tempat terpadat di dunia,” tuturnya.
Menurutnya, Hamas menggunakan warga sipil untuk dijadikan tameng.
Jadi, kata dia, setiap kali ada serangan balik yang dilancarkan Israel dan menghantam warga tak berdosa, itu bukan salahnya.
"Mereka menembakkan roket ke warga sipil kami sambil menggunakan warga sipil mereka sebagai perisai manusia,” kata Benjamin Netanyahu.
Bahkan, Benjamin menyesal setiap kali ada warga sipil yang kehilangan nyawanya.
Namun, dia mengatakan partainya tidak punya pilihan lain untuk melindungi negara dari serangan Hamas.
Seperti yang sudah diketahui, hingga Jumat, 20 Mei 2021, konflik yang memanas sejak Ramadan lalu itu telah menewaskan sedikitnya 230 warga Palestina, termasuk perempuan dan balita. Sedangkan di Israel, 12 orang dinyatakan meninggal dunia.***