Joe Biden Tugaskan Badan Intelijen Selidiki Asal Mula Virus Korona, Ilmuwan China Membantah Adanya Kebocoran

15 Juni 2021, 20:23 WIB
Joe Biden Tugaskan Badan Intelijen Selidiki Asal Mula Virus Korona, Ilmuwan China Membantah Adanya Kebocoran /TheDigitalArtist/pixabay

KABAR BESUKI – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, beberapa waktu lalu telah memerintahkan badan-badan intelijen untuk menyelidiki asal mula pandemi, termasuk teori kebocoran laboratorium.

Kendati demikian, Ilmuwan China yang menjadi pusat teori bahwa pandemi virus corona berasal dari kebocoran dari laboratorium khusus miliknya di kota Wuhan, dengan tegas membantah bahwa institusinya yang harus disalahkan atas bencana kesehatan tersebut.

"Bagaimana saya bisa menawarkan bukti untuk sesuatu yang tidak ada buktinya?" Dr Shi Zhengli, yang sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari medical xpress.

Baca Juga: Taiwan Mengatakan Akan Menyumbangkan Kekuatan Terbesar untuk Perdamaian, Setelah Mendapat Dukungan G7

"Saya tidak tahu bagaimana dunia menjadi seperti ini, terus-menerus menuangkan tuduhan pada ilmuwan yang tidak bersalah," imbuhnya.

Awal mula muncul hipotesis kebocoran telah dilontarkan sebelumnya, oleh Donald Trump, tetapi secara luas diberhentikan sebagai teori konspirasi .

Namun, hal tersebut menjadi hal makin menarik dan meningkat baru-baru ini, didukung oleh laporan bahwa tiga peneliti dari Institut Virologi Wuhan jatuh sakit pada tahun 2019 setelah mengunjungi gua kelelawar di provinsi Yunnan, Tiongkok barat daya.

Baca Juga: Perusahaan Rintisan Singapura Kembangkan Alat Tes Covid-19 Usai Berhasil Mendeteksi Kanker Paru-Paru

Shi adalah pakar virus corona kelelawar, dan beberapa ilmuwan mengatakan dia bisa memimpin apa yang disebut eksperimen gain-of-function, di mana para ilmuwan meningkatkan kekuatan virus untuk mempelajari efeknya pada inang dengan lebih baik.

Sementara itu, menurut The New York Times, pada tahun 2017 Shi dan rekan-rekannya di laboratorium Wuhan menerbitkan sebuah laporan tentang percobaan.

Dikatakan mereka menciptakan virus corona kelelawar hibrida baru dengan mencampur dan mencocokkan bagian dari beberapa yang sudah ada termasuk setidaknya satu yang hampir menular ke manusia untuk mempelajari kemampuan mereka untuk menginfeksi dan bereplikasi dalam sel manusia.

Baca Juga: Rumah Sakit Bangkok Menunda Suntikan Vaksin Covid-19, Menkes Anutin: Mungkin Ada Kebingungan

Namun, Shi mengatakan eksperimennya berbeda dari eksperimen gain-of-function karena mereka tidak berusaha membuat virus lebih berbahaya. Sebaliknya, mereka mencoba memahami bagaimana virus dapat melompati spesies.

"Laboratorium saya tidak pernah melakukan atau bekerja sama dalam melakukan eksperimen GOF yang meningkatkan virulensi virus," pungkasnya.***

Editor: Prasetyo Bagus Pramono

Sumber: Medical Express

Tags

Terkini

Terpopuler