KABAR BESUKI - Ketika Covid-19 melanda Singapura awal tahun lalu, perusahaan rintisan lokal Breathonix harus menghentikan semua uji klinisnya untuk tes Breathalyser kanker paru-paru karena pembatasan saat pandemi.
CEO perusahaan Dr Jia Zhunan telah bekerja untuk mendeteksi penyakit dengan cara melihat dari napas seseorang sejak hari-harinya sebagai mahasiswa doktoral.
Tetapi meskipun tes untuk deteksi kanker paru-paru harus dihentikan, perusahaan segera menemukan tujuan baru yakni dengan tes napas untuk Covid-19.
Baca Juga: Rumah Sakit Bangkok Menunda Suntikan Vaksin Covid-19, Menkes Anutin: Mungkin Ada Kebingungan
Kepala pengembangan dan strategi bisnis Breathonix, Wayne Wee mengatakan itu adalah peralihan alami karena tidak ada uji klinis lain yang diizinkan pada saat itu, dan ada banyak minat dalam cara cepat untuk mendeteksi virus corona yang sangat menular.
“Teknologi, perangkat keras, bahkan pengetahuannya sama. Ini hanya mengumpulkan kumpulan data yang berbeda,” kata Wee.
Pada 24 Mei, Breathonix mengumumkan bahwa sistem analisis pernapasan Covid-19 miliknya adalah yang pertama mendapatkan otorisasi sementara di Singapura.
Ini terjadi seminggu sebelum Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengatakan dalam pidato nasional bahwa pengujian Covid-19 harus dilakukan lebih cepat, dan lebih bebas dan ekstensif.