India Hadapi Ancaman Gelombang Ke-3 Covid-19, dan Diperkirakan Bulan Depan

19 Juli 2021, 15:41 WIB
India Hadapi Ancaman Gelombang Ke-3 Covid-19, Diperkirakan Bulan Depan /NEOSiAM 2021/Pexels

KABAR BESUKI - Pihak berwenang India memperingatkan bahwa 100 hari ke depan akan sangat penting untuk India menghadapi ancaman gelombang ketiga Covid-19.

Pakar kesehatan dan ahli epidemiologi juga percaya bahwa gelombang ketiga pandemi akan terjadi karena pelanggaran pemakaian masker dan jarak sosial, terutama telah ada varian Covid-19 yang bermutasi.

"Gelombang ketiga diperkirakan terjadi antara Agustus dan Oktober, menurut berbagai pakar India. Kehadiran varian yang sangat menular, pergerakan bebas dan kerumunan orang dan sejumlah besar orang yang tidak divaksinasi akan menciptakan gelombang ketiga. Jika kita mengamati Covid-19- perilaku yang tepat dan mencegah peristiwa superspreader, kita dapat membatasinya pada riak, bukan gelombang pasang," kata Profesor K. Srinath Reddy, presiden Yayasan Kesehatan Masyarakat India sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari Straitstimes.

Baca Juga: Australia Deportasi Komentator Kontroversial Ketie Hopkins ke Inggris Karena Melanggar Auturan Karantina

Pihaknya juga berpendapat jika india lalai dalam menerapkan protokol kesehatan, maka akan terjadi lonjakan kasus yang besar.

Namun itu tidak akan terjadi pada semua orang, orang yang telah divaksinasi cenderung lebih aman dari ancaman Covid-19.

Menurutnya juga, orang yang rentan lebih sedikit daripada gelombang kedua, namun masih banyak orang yang rentan terhadap infeksi dan penyakit klinis.

Sebagai informasi, India mengalami gelombang kedua yang banyak merenggut korban dengan munculnya varian Delta yang lebih menular awal tahun ini.

Tercatat lebih dari 400.000 kasus dan 4000 kematian setiap hari pada puncaknya. Sehingga sektor kesehatan berjuang untuk mengatasi kekurangan tempat tidur rumah sakit, oksigen dan obat-obatan.

Baca Juga: Banjir Bandang Terjang Sejumlah Negara di Benua Eropa, Jerman Alami Bencana Paling Parah

Pemerintah setempat juga menghadapi kritik karena tidak dapat berbuat banyak dan mengizinkan pertemuan acara besar.

Mahkamah Agung meminta kepada negara bagian Uttar Pradesh untuk mempertimbangkan kembali keputusan untuk mengizinkan ziarah Hindu tahunan yang disebut Kanwar Yatra, di mana umat berjalan tanpa alas kaki ke situs ziarah.

Asosiasi Medis India juga memperingatkan agar tidak membuka kegiatan tersebut terlalu cepat.

"Touris bonanza, perjalanan ziarah, semangat keagamaan semua diperlukan, tetapi bisa menunggu beberapa bulan lagi. Membuka ritual ini dan memungkinkan orang tanpa vaksinasi untuk bebas dari hukuman dalam pertemuan massal ini adalah penyebar super potensial untuk gelombang ketiga Covid-19," kata asosiasi dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari laman Straitstimes.

Baca Juga: Malaysia Perpanjang Pembelajaran Secara Daring Hingga Akhir Agustus Sebagai Pembatasan Covid-19

Mempercepat upaya vaksinasi dipandang penting untuk menghadapi dampak dari gelombang pandemi yang akan datang.

Selama enam bulan, India telah memberikan 395 juta dosis, dengan 5,6 persen dari populasi divaksinasi penuh dan 17 persen divaksinasi sebagian.

Negara ini sekarang rata-rata melakukan empat juta vaksinasi sehari. Tetapi untuk memenuhi target memvaksinasi semua yang memenuhi syarat pada akhir tahun, perlu dua kali lipat kecepatan.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Strait Times

Tags

Terkini

Terpopuler