Menteri Kesehatan Tunisia Dipecat Saat Kasus Covid-19 Melonjak Naik

21 Juli 2021, 12:56 WIB
Menteri Kesehatan Tunisia Dipecat Saat Kasus Covid-19 Melonjak Naik /Pexels/CDC

KABAR BESUKI - Perdana Menteri Tunisia Hichem Mechichi memecat Menteri Kesehatan Faouzi Mehdi di tengah meningkatnya kasus Covid-19 di negara Afrika Utara itu.

Kementerian mengatakan awal bulan ini bahwa sistem kesehatan Tunisia telah ‘runtuh’ di bawah serangan pandemi Covid-19 yang telah menyebabkan lebih dari 17.000 kematian dalam populasi sekitar 12 juta.

Informasi yang dikutip Kabar Besuki dari Aljazeera, Kantor Mechichi mengumumkan pemecatan Mehdi dalam sebuah pernyataan singkat pada hari Selasa,20 Juli 2021, tanpa memberikan alasan untuk pemindahan tersebut.

Baca Juga: Babe Aldo Merevisi Obat Covid-19 dan Mengaku Heran Juga: Saya Makin Yakin Kalau Dokter Lois Benar

Dikatakan Menteri Sosial Mohamed Trabelsi akan menjabat di kementerian kesehatan tersebut secara sementara.

Mehdi telah memprakarsai pembukaan sementara stasiun vaksinasi untuk semua warga Tunisia berusia di atas 18 tahun pada hari Selasa dan Rabu, yang menyebabkan terjadinya kerumunan.

Kementerian membatasi akses ke vaksinasi bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun pada hari Rabu untuk menghindari kasus Covid-19 baru.

Baca Juga: Dinosaurus Jenis Troodon Cerdas Layaknya Manusia Jika Belum Punah, Ini Teori yang Mendasarinya

Pemecatan Mehdi adalah contoh lain dari ketidakstabilan dalam pemerintahan yang telah melihat beberapa menteri mengundurkan diri karena ketegangan dengan parlemen dan kepresidenan.

Pada hari Minggu lalu, Tunisia melaporkan 117 kematian akibat Covid-19 dan 2.520 kasus baru, sehingga total kasus yang tercatat menjadi lebih dari setengah juta.

Juru bicara kementerian kesehatan Nissaf Ben Alya mengatakan pada 8 Juli situasi kesehatan saat ini adalah bencana, serta sistem kesehatan telah runtuh.

Beberapa jenazah korban Covid-19 dibiarkan terbaring di kamar bersebelahan dengan pasien lain hingga 24 jam karena tidak ada cukup staf untuk mengatur pemindahan mereka ke kamar mayat yang terlalu luas.

Baca Juga: Meteorit Kuno Berusia 4,6 Miliar Tahun Ditemukan, Seusia dengan Tata Surya

Halaman Facebook kementerian kesehatan mengatakan rumah sakit lapangan khusus yang didirikan dalam beberapa bulan terakhir tidak lagi cukup.

Menyusul pengumuman Ben Alya, pemerintah negara tetangga Libya yang dilanda perang mengatakan telah memutuskan untuk menutup perbatasan bersama mereka dan menangguhkan hubungan udara dengan Tunisia selama seminggu lamanya.

Beberapa negara, dari negara-negara Teluk hingga bekas kekuasaan kolonial Perancis dan Mauritania telah mengirimkan bantuan medis.

Baca Juga: Air Kelapa Bisa Sembuhkan Covid-19? Ketua Satgas Covid-19 IDI: Ini Klaim Palsu

Sejak 20 Juni lalu, pihak berwenang telah memberlakukan lockdown total di enam wilayah dan lockdown sebagian di ibu kota.

Tunisia telah melalui satu dekade dengan ketidakstabilan politik dan krisis ekonomi sejak revolusi 2011 mereka yang menggulingkan Zine El Abidine Ben Ali, yang menyebabkan layanan publik yang vital runtuh.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler