KABAR BESUKI – Pihak Taliban secara blak-blakan mengatakan bahwa mereka butuh Indonesia untuk peran perdamaian Negara serta mengusir kemiskinan di Afghanistan.
Diketahui memang Taliban sendiri memiliki harapan besar di Indonesia untuk masa depan Afghanistan.
Suhail Shaheen selaku Juru bicara Taliban yang mengatakan hal tersebut secara langsung di beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Saat Taliban Kuasai Pemerintahan Afghanistan, Musik di Penjuru Negeri Itu Nampak Hening
Suhail Shaheen mengatakan Indonesia telah memainkan peran dalam perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan.
Pertemuan yang dilakukan pejabat tinggi Indonesia dengan kelompok Taliban beberapa tahun lalu telah menunjukkan hubungan yang baik dan erat.
Dengan demikian, harapan Taliban saat ini adalah Indonesia berperan dalam rekonstruksi Afghanistan.
Baca Juga: Jusuf Kalla Minta Jangan Pernah Meremehkan dan Merendahkan Taliban: Negara Besar Pun Dikalahkannya
“Sekarang pasukan kami ada di Kabul mereka menjaga keamanan perundingan berlanjut dengan para pemimpin dan personel Afghanistan. Mereka akan membutuhkan Indonesia untuk memainkan perannya dalam pembangunan perdamaian negara kami,” tutur Suhail Shaheen, sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari YouTube Narasi Newsroom.
Taliban berharap Indonesia dapat bekerja sama dengan Taliban dalam beberapa hal, termasuk membangun kembali pembangunan infrastruktur dan sektor pendidikan.
“Dengan itu mereka dapat mendukung membuka lapangan pekerjaan bagi rakyat kami dan membantu memberantas kemiskinan yang mereka hadapi di Afghanistan saat ini juga memainkan peran mereka dalam membangun perdamaian di negara ini. Kami memiliki harapan besar dari Indonesia sebagai saudara seiman dan negara Islam yang hebat. Kami harap mereka bisa melakukan sesuai ekspektasi yang kami miliki,” tutur Suhail Shaheen.
Meskipun telah melakukan kunjungan dan kontak dekat dengan pejabat Indonesia, sebagian besar orang Indonesia masih memiliki pandangan yang berbeda tentang Taliban.
Ada fenomena dimana istilah ‘Taliban’ digunakan sebagai alat politisasi di Indonesia, misalnya untuk melemahkan KPK atau membungkam kritik terhadap pemerintah.***