Ichsanuddin Noorsy Bongkar Isu Besar di Balik Metaverse, Mulai Kekerasan Seksual Hingga Pemerintahan Global

20 Januari 2022, 10:12 WIB
Ichsanuddin Noorsy Bongkar Isu Besar di Balik Metaverse, Mulai Kekerasan Seksual Hingga Pemerintahan Global. /Ilustrasi/freepik

KABAR BESUKI - Ekonom senior Ichsanuddin Noorsy membongkar isu besar di balik metaverse yang belakangan ini tengah dikembangkan oleh pakar teknologi global.

Ichsanuddin Noorsy membongkar isu besar di balik metaverse mulai dari kekerasan seksual, sistem perbankan, hingga pemerintahan global.

Ichsanuddin Noorsy menilai isu besar di balik kecanggihan metaverse tersebut memberikan dampak buruk yang luar biasa bagi kehidupan manusia.

Baca Juga: Metaverse dalam Pandangan Islam, Seperti Apa? Simak Penjelasan Ustadz Adi Hidayat Berikut Ini

Sebagaimana diketahui, metaverse memungkinkan setiap orang yang memasukinya dapat melakukan berbagai interaksi dan transaksi secara virtual dengan sensasi yang serupa dengan dunia nyata.

Bahkan, siapapun dapat melakukan berbagai tindakan di dunia metaverse tanpa harus merasa bersalah sebagaimana yang dilakukan manusia di dunia nyata.

Ichsanuddin Noorsy mengaku prihatin dengan isu metaverse yang menurutnya berpotensi menciptakan pelecehan seksual model baru.

Dia berpendapat, dalam metaverse akan ada banyak orang dengan mudah menggunjingkan perempuan tanpa merasa berdosa.

"Metaverse sesungguhnya dalam rangka apa? Anda tahu gak apa isu besar di balik metaverse itu? Sexual harrasment. Orang nanti akan dengan mudah menggunjingkan perempuan," kata Ichsanuddin Noorsy sebagaimana dikutip Kabar Besuki dari kanal YouTube Rasil TV pada Selasa, 11 Januari 2022.

Baca Juga: Jelajahi Dunia Virtual Dengan Gather Town, Solusi Bagi Anda yang Bosan Menggunakan Zoom Atau Google Meets

Ichsanuddin Noorsy juga menyoroti isu besar mengenai perubahan sistem perbankan dalam metaverse.

Dia menyebut, metaverse memiliki sistem perbankan sentral tersendiri yang akan menekan sistem perbankan yang sesungguhnya, dan berpotensi mengubah sistem mata uang dunia yang selama ini berlaku.

"Dengan metaverse, yang terjadi adalah central banking system itu yang menekan the real central banking. Apa artinya? Kan dia bilang melalui kekuasaan negara mereka. Dan itu berarti soal mata uang kan?," ujarnya.

Lebih lanjut, Ichsanuddin Noorsy juga menjelaskan bahwa setiap individu hanya dapat memasuki metaverse apabila di dalam tubuhnya telah teridentifikasi.

"Metaverse hanya bisa berjalan kalau di orang tadi ada pengidentifikasian. Ichsanuddin Noorsy hanya bisa ikut metaverse kalau dalam tubuhnya ada pengidentifikasian bahwa dia memang Ichsanuddin Noorsy, bukan hanya karena Anda pegang HP," katanya.

Baca Juga: Gawat! WHO Prediksikan Setidaknya 2.5 Miliar Penduduk Dunia Akan Mengalami Gangguan Pendengaran di Tahun 2050

Ichsanuddin Noorsy menyimpulkan, proyek metaverse yang sedang dikembangkan saat ini merupakan proyek untuk membentuk sebuah pemerintahan global dalam satu komando.

"Di balik semua ini, akan ada satu pemerintahan yang terbatas sekali pengelolaannya secara global dengan pemerintahan di satu tempat, itu pada hakikatnya cuma perpanjangan tangan dari pemerintahan yang tinggi di atas itu," ujar dia.

Dia menambahkan, melalui metaverse pada akhirnya manusia akan digiring untuk tunduk pada sebuah pemerintahan global yang dia sebut sebagai 'Khilafah Materialism'. 

"Poin dari pembentukan model metaverse ini ujungnya adalah Khilafah Materialism, itu perangnya," tuturnya.***

Editor: Rizqi Arie Harnoko

Sumber: YouTube Rasil TV

Tags

Terkini

Terpopuler