Lonjakan Baru COVID-19 Tanpa Gejala, Shanghai Perketat Lockdown

5 April 2022, 16:24 WIB
Ilustrasi lonjakan Covid-19 membuat Shanghai lockdown. /Pixabay/21saturday

KABAR BESUKI – Baru-baru ini dikabarkan Cina kembali mencacat kasus baru terkait COVID-19 terutama di Shangai.

Terjadinya lonjakan baru akibat COVID-19, otoritas Cina memperpanjang lockdown di wilayah Shanghai, kota, dan pusat keuangan terbesar di Cina yang mencangkup 26 juta orang, Selasa, 5 April 2022.

Lockdown diberlakukan setelah pengecekan di seluruh kota dan terlihat lonjakan baru kasus COVID-19 sebesar lebih dari 13.000 di tengah kemarahan masyarakat atas berlakunya aturan karantina.

Lockdown saat ini mencakup seluruh kota setelah pembatasan di distrik barat kota diperpanjang hingga waktu yang ditentukan.

Setidaknya 38.000 personel telah dikerahkan ke wilayah Shanghai dari daerah lain.

Seperti yang diberitakan media pemerintah, hal ini menjadi operasi medis nasional terbesar sejak penutupan Wuhan pada awal tahun 2020 setelah wabah virus corona diketahui untuk yang pertama kali.

Awalnya diberlakukan pendekatan sedikit demi sedikit dengan tujuan untuk meminimalkan gangguan ekonomi masyarakat, dua minggu yang lalu Shanghai telah memberlakukan lockdown dua tahap.

Baca Juga: Emtek Sebut Alasan Pihaknya Dapat Hak Siar Liga Inggris 2022-2025, Reputasi dan Coverage Jadi Pertimbangan

Lockdown di distrik barat kota direncanakan akan berakhir 5 April, namun ternyata diperpanjang kembali hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Aturan karantina di kota banyak dikritik sebab dikabarkan memisahkan anak-anak dari orang tuanya dan menempatkan orang tanpa gejala bersama dengan mereka yang bergejala.

Beberapa ahli kesehatan masyarakat mengatakan bahwa hal tersebut bukan lagi strategi yang efektif.

“Saya rasa ini bukan ide yang baik karena lebih dari 24 bulan memasuki era pandemic, kita sudah tahu lebih banyak,” kata Jaya Dantas, Profesor Kesehatan Internasional Universitas Curtin, Australia.

Beliau juga menambahkan, strategi ‘intensif sumber daya’ Cina untuk melawan COVID-19 perlu direvisi.

Masyarakat membagikan video melalui media social yang mengungkapkan keprihatinan masa lockdown kali ini.

Baca Juga: Dampak Hidupkan Lampu Saat Tidur Bagi Kesehatan, Salah Satunya Bisa Menyebabkan Ini

Wakil Perdana Menteri Cina, Sun Chunlan, yang bertanggung jawab atas pencegahan COVID-19 mendesak organisasi Partai Masyarakat untuk melakukan segala cara yang mungkin.

Hal itu guna membantu masyarakat dalam memecahkan masalah mereka seperti memastikan akses  obat-obatan, makanan, dan air.

Ribuan penduduk Shanghai dikurung di karantina pusat yang fasilitasnya belum sempurna setelah dinytakan positif disertai gejala atau tidak.

Seorang manajer pemasaran Ukraina, Jane Polubotko, juga ditahan di karantina pusat dan mengatakan tidak jelas kapan akan dibebaskan.

“Tidak ada yang tahu harus berapa banyak tes yang diperlukan agar bisa keluar,” ungkapnya.

Pemerintah telah mengumpulkan 25,7 juta sampel dalam 2,4 juta tabung reaksi pada Senin dan hampir 80 persen dari total telah dites pada Selasa pagi.

Proposi kasus tanpa gejala lebih tinggi di Shanghai daripada di seluruh dunia, namun para ahli tidak menjelaskan mengapa kasus bergejala turun menjadi 268 pada Senin dari sehari sebelumnya 425.

Baca Juga: RAMALAN CINTA ZODIAK Virgo, Scorpio, Capricorn dan Pisces Besok 6 April 2022

“Yang paling mencolok di Shanghai adalah kesulitan yang dihadapi pihak berwenang dalam mengelola logistic, terutama kondisi fasilitas di karantina pusat,” kata Michael Hirson, analis China di konsultan Eurasia Group.

“Mengingat Shanghai memiliki pemerintahan yang sangat cakap, masalah ini menjadi sebuah peringatan bagi pemerintah daerah di seluruh Cina dimana kapasitasnya tidak setinggi itu dan wabah besar dapat merenggut sumber daya lebih jauh,” tambahnya.***

Editor: Ayu Nida LF

Tags

Terkini

Terpopuler