Network
KABAR BESUKI - Militer Myanmar merebut kekuasaanpada hari Senin, menahan pemimpin yang terpilih secara demokratis Aung San Suu Kyi bersama dengan anggota senior lainnya dari Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang memerintah, dan menang telak dalam pemilihan November.
Dilansir Kabar Besuki dengan merangkum dari Aljazeera.com, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyerukan pembebasan tahanan dan pemulihan demokrasi di Myanmar setelah militer merebut kekuasaan, memimpin gelombang kecaman internasional atas kudeta tersebut.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengutuk penahanan Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint dan para pemimpin politik lainnya dan menyatakan ‘keprihatinan yang besar’ atas pengalihan kekuasaan kepada militer.
Baca Juga: Hanya 28 Hari, Ternyata Ini Alasan Mengapa Bulan Februari Sangat Singkat
“Perkembangan ini merupakan pukulan serius bagi reformasi demokrasi di Myanmar,” tutur juru bicara Guterres, Stephane Dujarric.
Dewan Keamanan PBB akan bertemu untuk membahas perkembangan terbaru di Myanmar pada hari Selasa.
Pemilu November memberikan mandat yang kuat kepada partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi, pernyataan itu menambahkan.
PBB khawatir kudeta itu akan memperburuk keadaan sekitar 600.000 Muslim Rohingya di negara itu.
Baca Juga: Minum Ini 3 Kali Sehari, Dapat Membantu Anda Hidup Lebih Lama
