Pejabat Parpol Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi Meninggal Dunia dalam Kondisi Menjadi Tahanan Polisi

- 7 Maret 2021, 21:55 WIB
Aksi Kudeta Militer Myanmar. /scmp.com
Aksi Kudeta Militer Myanmar. /scmp.com /

KABAR BESUKI – Seorang pejabat partai politik (parpol) pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi bernama Khin Maung Latt ditemukan tewas meninggal dunia dalam tahanan polisi pada Minggu, 7 Maret 2021.

Pada saat yang bersamaan, aksi demonstrasi menentang kudeta militer Myanmar di berbagai kota dalam negara tersebut masih terus berlangsung hingga kini.

Dilansir Kabar Besuki dari ANTARA, penyebab kematian pejabat Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) tersebut masih ditelusuri. Akan tetapi, Reuters memperoleh temuan adanya kain berlumuran darah dari sekitar tubuhnya.

Baca Juga: Lirik dan Chord Lagu ‘Hope Not’ yang Dipopulerkan oleh BLACKPINK, Simak Selengkapnya Disini

Sithu Maung yang merupakan salah satu anggota parlemen (yang kepengurusannya dibubarkan) memberikan pernyataan melalui sebuah unggahan di media sosial Facebook bahwa Khin Maung Latt merupakan manajer kampanyenya.

Dia ditangkap di kawasan Distrik Pabedan yang terletak di kota Yangon pada Sabtu, 6 Maret 2021 malam waktu setempat.

Sementara itu, pihak kepolisian setempat masih menolak untuk memberikan komentar atau pernyataan mengenai kejadian tersebut.

Saat proses unjuk rasa berlangsung, polisi menembakkan gas air mata dan granat menuju arah demonstran di Yangon dan Lashio yang terletak di wilayah Shan bagian utara.

 Baca Juga: Ramai Diperbincangkan Sebagai Pacar Baru Kaesang, Berikut Profil Nadya Arifta

Seorang saksi mata menyebutkan bahwa polisi melepaskan tembakan untuk membubarkan aksi protes massa di Kuil Bagan, salah satu tempat bersejarah di sekitar lokasi kejadian.

Beberapa penduduk setempat juga mengatakan bahwa peluru tajam juga digunakan oleh aparat untuk menakut-nakuti demonstran.

Dalam sebuah tayangan video yang diunggah oleh grup Myanmar Now di sebuah jejaring media sosial, terdapat adegan seorang berseragam tentara memukuli seorang pria di Yangon.

Pada saat kejadian berlangsung, setidaknya ada tiga tuntutan dalam aksi protes tersebut meskipun ada aksi penggerebekan oleh pasukan keamanan terhadap para pemimpin kampanye dan aktivis oposisi.

Baca Juga: Minum Air Setelah Bangun Tidur Apakah Penting? Berikut Mitos Beserta Fakta yang Didukung Sains

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebutkan bahwa pasukan keamanan telah membunuh sebanyak lebih dari 50 orang untuk menghentikan aksi demonstrasi di kawasan tersebut sejak terjadinya kudeta militer untuk menggulingkan rezim Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021 lalu.

“Mereka membunuh orang seperti membunuh burung dan ayam,” kata salah satu demonstran sebagaimana dilansir Kabar Besuki dari ANTARA.

Hingga artikel ini diterbitkan, belum ada pernyataan apapun dari pihak kepolisian dan seorang juru bicara junta juga tidak dapat dimintai keterangannya.***

Editor: Surya Eka Aditama

Sumber: REUTERS ANTARA


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah