Filipina Menyatakan Kecamannya Terhadap 220 Kapal Militer China di Laut Natuna Utara, China Tak Merespon

- 21 Maret 2021, 18:59 WIB
Foto Ilustrasi Kapal Laut Militer China.
Foto Ilustrasi Kapal Laut Militer China. /Pixabay/Defence-Imagery

KABAR BESUKI - Filipina menyatakan kekhawatirannya terhadap ratusan kapal militer China yang terlihat berada di Laut Natuna Utara.

Hal itu memicu ketegangan dari pihak Filipina dimana jalur air tersebut masih disengketakan dan menyebut tindakan tersebut sebagai upaya provokatif yang jelas untuk melakukan militerisasi di daerah tersebut.

Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mendesak pihak China untuk menghentikan aksi militerisasi ini.

Baca Juga: Gubernur Ganjar Pranowo Minta Menteri Kesehatan Perbanyak Sentra Vaksinasi di Jawa Tengah

"Kami menyerukan kepada China untuk menghentikan serangan ini dan segera menarik kembali kapal-kapal ini yang melanggar hak maritim kami dan melanggar batas wilayah kedaulatan kami," kata Delfin Lorenzana dalam sebuah pernyataan.

Penjaga pantai Filipina melaporkan setidaknya ada 220 kapal militer China, yang diduga berawakkan personil milisi maritim China terlihat tertambat dalam formasi barisan pada 7 Maret lalu.

Mengenai pengajuan protes diplomatik atas kehadiran kapal militer China tersebut, Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin menjawab di akun Twitternya.

Baca Juga: Penelitian Ungkap, Pria Ternyata Lebih Menyukai Wanita Cantik Dibanding Wanita Pintar

"(Pengajuan diplomatik) Hanya akan dilkukan jika jenderal yang memintanya. Dalam pengawasan saya, kebijakan luar negeri adalah sarung tinju besi dari angkatan bersenjata," tulis nya.

Satuan Tugas Nasional untuk Laut Filipina Barat menyatakan kekhawatirannya mengenai penangkapan ikan yang berlebihan, kerusakan lingkungan perairan, dan adanya risiko keselamatan navigasi.

Kementerian Luar Negeri China tidak langsung menanggapi kekhawatiran pemerintah Filipina tersebut pada hari Minggu 21 Maret. Panggilan ke kedutaan China di Filipina juga tidak memberikan jawaban.

Baca Juga: Menurut Studi: Pasangan Wanita Pendek dengan Pria Tinggi Membuat Hubungan Lebih Bahagia

Pengadilan internasional di tahun 2016 membatalkan klaim China terhadap 90  persen wilayah perairan Laut Natuna Utara, namun Beijing tidak mengakui keputusan tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, China telah membangun pulau-pulau, dan memasang jalur udara di sekitar perairan laut yang masih menjadi sengketa.

Taiwan, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Brunei semuanya mengklaim sebagian laut.

Pada bulan Januari, Filipina memprotes undang-undang baru China yang mengizinkan penjaga pantainya menembaki kapal asing, yang dianggapnya sebagai "ancaman perang".

Baca Juga: Keren! Drakor 'The Penthouse 2' dan 'Beyond Evil' Raih Rating Tertinggi

AS juga berulang kali mengecam upaya China yang dianggap bertujuan menindas negara tetangga untuk kepentingan militer, smenetara Beijing mengkritik jika Washinton terlalu mencampuri urusan internalnya.

Filipina berjanji akan terus memantau situasi ini dan secara damai serta proaktif menjalankan inisiatifnya untuk menjaga lingkungan keamanan pangan dan kebebasan bernavigasi di Laut Natuna Utara.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: REUTERS


Tags

Terkini