Tak Ingin Ketinggalan, Warga Gwangju Korsel Tunjukkan Solidaritas kepada Myanmar dengan Melakukan Hal Ini

- 22 Maret 2021, 19:28 WIB
ILUSTRASI Demo,
ILUSTRASI Demo, /PIXABAY

"Ada banyak kesamaan antara Pemberontakan Gwangju pada 1980 dan protes di Myanmar. Kudeta militer, protes warga dan tindakan keras militer terhadap warga sipil mengingatkan kami tentang apa yang terjadi di sini 41 tahun lalu," kata Jang Heon-kwon, kepala Asosiasi Komunitas Kristen Gwangju.

Baca Juga: Inginkan Putranya untuk Masuk Islam, Tapi Deddy Corbuzier Belajar dari Masa Lalunya yang Tidak Ada Paksaan

Ia melanjutkan, "Penting bagi warga Gwangju untuk mendukung gerakan pembangkangan rakyat Myanmar terhadap militer, dengan pikiran yang sama seperti saat kami memprotes kekuasaan militer."

Sekedar informasi, pada Mei 1980, gerakan pro-demokrasi terjadi di seluruh negeri yang menentang darurat militer yang dideklarasikan oleh junta militer yang dipimpin oleh Chun Doo-hwan. Gwangju menjadi pusat pemberontakan, dan militer menindas para pengunjuk rasa sipil dengan kekerasan.

Lebih dari 200 warga tewas atau hilang dan ribuan orang terluka, tetapi data tidak resmi menunjukkan hal tersebut, yang memungkinkan korban tewas lebih banyak.

Selain Gwangju, kelompok sipil dan agama di Korea secara aktif mengungkapkan solidaritas dan dukungannya terhadap gerakan pro-demokrasi di Myanmar.***

Halaman:

Editor: Surya Eka Aditama

Sumber: Channel News Asia


Tags

Terkini