Terparah dalam 60 Tahun Terakhir! Ribuan Orang Dievakuasi Akibat Banjir Besar di Sidney

- 22 Maret 2021, 20:31 WIB
Ilustrasi banjir
Ilustrasi banjir /wileydoc/Pixabay

KABAR BESUKI- Pihak berwenang Australia berencana untuk mengevakuasi ribuan orang lagi pada hari Senin 22 Maret 2021 dari pinggiran kota yang terkena banjir di barat Sydney. Bencana banjir ini tercatat merupakan banjir terburuk dalam 60 tahun dengan hujan deras yang berlanjut hingga beberapa hari ke depan.

Hujan berturut selama tiga hari terakhir, telah membanjiri sungai di negara bagian New South Wales (NSW) di Australia, menyebabkan kerusakan yang meluas dan memicu seruan untuk evakuasi massal. Perdana Menteri negara bagian NSW Gladys Berejiklian mengatakan, "Kami perlu menguatkan diri, ini akan menjadi minggu yang sangat sulit”.

Hujan deras yang telah menenggelamkan sebagian besar NSW sangat kontras dengan kondisi cuaca di wilayah yang sama tahun lalu, ketika pihak berwenang sedang memerangi kekeringan dan kebakaran hutan yang dahsyat.

Baca Juga: Dinilai Rasis, Aturan Wajib Tes Untuk Virus Korona di Korea Selatan Banyak Mendapat Kritik

"Saya tidak tahu kapan pun dalam sejarah negara bagian di mana kami mengalami kondisi cuaca ekstrem ini secara berurutan di tengah pandemi," kata Berejiklian.

Data pemerintah setempat menunjukkan, Sydney pada hari Minggu mencatat curah hujan hampir 111 mm, sementara beberapa daerah di pantai utara NSW menerima hampir 900 mm hujan dalam enam hari terakhir, lebih dari tiga kali rata-rata bulan Maret.

Baca Juga: Tim Densus 88 Anti Teror Tangkap Pelaku Terduga Teroris di Tengah Pandemi COVID-19

Pihak berwenang mengatakan sekitar 18.000 orang telah dievakuasi dari daerah dataran rendah negara bagian itu.

Menurut perkiraan Biro Meteorologi (BoM), Jane Golding, sebagian besar pantai timur negara itu akan dilanda hujan lebih lebat mulai Senin karena kombinasi dataran rendah tropis di utara Australia Barat dan palung pantai di lepas pantai NSW. Dan hujan lebat ini akan berlanjut hingga rabu depan.

Halaman:

Editor: Surya Eka Aditama

Sumber: Reuters


Tags

Terkini