Usai Gubernur The Fed Jerome Powell Berikan Testimoni, Rupiah Diprediksi Stabil

- 24 Maret 2021, 12:28 WIB
Foto: Ilustrasi Uang Rupiah
Foto: Ilustrasi Uang Rupiah /Gisela R//Pixabay/EmAji

Sementara imbal hasil (yield) obligasi AS tenor 10 tahun kemungkinan turun ke level 1,58 persen. Imbal hasil obligasi AS kemungkinan akan kembali tertekan di tengah kekhawatiran perbaikan ekonomi di tengah kembalinya kenaikan kasus di Eropa.

Para pelaku pasar juga masih menanti data Personal Consumption Expenditures (PCE) AS Februari pada Jumat ini. Imbal hasil obligasi AS kini stabil di level 1,6 persen.

Baca Juga: Kasus Suap Pengadaan Bansos Dilanjutkan dengan KPK Memanggil 12 Saksi

Imbal hasil obligasi AS cenderung tertekan pasca naik di atas 1,7 persen. Pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell dan Menteri Keuangan AS Janet Yellen di hadapan U.S. House Committee on Financial Services tadi malam meredakan kenaikan imbal hasil obligasi AS.

Powell mengatakan bahwa perbaikan ekonomi AS sudah berada di jalur yang benar namun sektor-sektor ekonomi yang terdampak akibat COVID-19 belum benar-benar pulih dan tingkat pengangguran di AS masih cukup tinggi.

"Pernyataan Powell tersebut meredakan kenaikan yield US treasury," ujar Ahmad.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) diperkirakan stabil ke level Rp14.400 per dolar AS. Pada Selasa 23 Maret 2021 lalu, rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.397 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.407.***

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Antaranews.com


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah