Miris! Anak Usia 7 Tahun Jadi Korban Tertembak Junta Militer, Warga Myanmar Gelar Aksi Protes

- 24 Maret 2021, 16:39 WIB
Ilustrasi gadis kecil ditengah keributan atau peperangan
Ilustrasi gadis kecil ditengah keributan atau peperangan /PIXABAY
 

KABAR BESUKI - Aksi kudeta di Myanmar kembali menelan Korban. Kini, salah satu korbannya adalah gadis usia 7 tahun.

Dilansir dari Reuters, seorang gadis berusia 7 tahun tersebut tewas akibat luka tembak di kota kedua Myanmar, Mandalay, Selasa, 23 Maret 2021.

Sementara itu, Aktivis Myanmar merencanakan aksi protes anti kudeta, termasuk pemogokan diam-diam dengan banyak bisnis untuk tutup dan seruan kepada orang-orang untuk tinggal di rumah.

Baca Juga: Kapal Kargo Besar MV Ever Given Terjebak di Terusan Suez Mengakibatkan Macetnya Jalur Kapal Lain

Hal itu dilakukan, setelah seorang gadis berusia tujuh tahun tewas di rumahnya ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan selama penumpasan di Mandalay.

Saksi mata mengatakan gadis itu ditembak di dalam rumahnya ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan di pinggiran kota.

Sebagai bentuk solidaritas, para pengunjuk rasa pro demokrasi juga akan mengadakan lebih banyak upacara lilin malam termasuk di distrik ibu kota komersial Yangon dan di Thahton di Negara Bagian Mon.

Baca Juga: Peneliti Ungkap Manfaat Buah Semangka Bagi Kesehatan, Salah Satunya untuk Menurunkan Berat Badan

Upacara lilin malam itu dilakukan setelah staf pada upacara pemakaman di Mandalay mengatakan kepada Reuters pada Selasa, 23 Maret 2021, bahwa seorang gadis berusia tujuh tahun telah meninggal karena luka peluru - korban termuda sejauh ini dalam penumpasan terhadap  oposisi yang menentang  kudeta sejak 1 Februari.

Sementara itu, pihak militer tidak segera mengomentari insiden tersebut.

Aktivis pro demokrasi mengubah taktik dan berencana untuk mengadakan pemogokan diam-diam pada Rabu ini.

Baca Juga: Tanggapi Aksi Penembakan di Colorado, Joe Biden dan Barack Obama Serukan Perketat Peraturan Tentang Senjata

"Tidak boleh keluar, toko tutup, tidak bekerja. Semua tutup. Hanya untuk satu hari," kata Nobel Aung, seorang ilustrator dan aktivis kepada Reuters.

Unggahan di media sosial menunjukkan berbagai usaha mulai dari transportasi daring hingga apotek yang rencananya akan ditutup.

Junta menghadapi kecaman internasional karena melakukan kudeta yang menghentikan transisi lambat Myanmar menuju demokrasi dan karena penindasan mematikan terhadap protes.***

Editor: Surya Eka Aditama

Sumber: Reuters


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x