KABAR BESUKI - Seorang gadis berusia 7 tahun tewas di rumahnya ketika pasukan keamanan melepaskan tembakan di kota kedua Myanmar, Mandalay pada hari Selasa 23 Maret 2021. Korban termuda sejauh ini dalam tindakan keras terhadap oposisi terhadap kudeta militer bulan lalu.
Junta yang berkuasa menuduh pengunjuk rasa pro-demokrasi melakukan pembakaran dan kekerasan selama minggu-minggu kerusuhan, dan mengatakan akan menggunakan kekuatan sesedikit mungkin untuk memadamkan demonstrasi harian.
Juru bicara Junta, Zaw Min Tun mengatakan 164 pengunjuk rasa telah tewas dan dia menyatakan kesedihan atas kematian tersebut. Dilansir dari Reuters, Staf di layanan pemakaman Mandalay mengatakan bahwa seorang gadis berusia 7 tahun meninggal karena luka tembak di kotapraja Chan Mya Thazi pada hari Selasa.
Baca Juga: Sering Merasa Takut Berhadapan dengan Orang Lain? Kenali Penyebab dan Gejala serta Cara Mengatasinya
Tentara menembak ayahnya tetapi memukul gadis yang duduk di pangkuannya di dalam rumah mereka, kata saudara perempuannya kepada outlet media Myanmar Now. Dua pria juga tewas di kota itu, katanya.
Pihak militer tidak segera mengomentari insiden tersebut. Saat malam tiba, pesta menyalakan lilin diadakan di ibu kota komersial Yangon dan kota-kota lain.
Zaw Min Tun dari junta menyalahkan pertumpahan darah pada para pendemo dan mengatakan sembilan anggota pasukan keamanan juga tewas. "Bisakah kita memanggil pengunjuk rasa damai ini. Negara atau organisasi mana yang menganggap kekerasan ini damai?,” katanya.
Dia mengatakan pemogokan dan rumah sakit yang tidak beroperasi sepenuhnya telah menyebabkan kematian, termasuk masalah dari COVID-19 dan menyebut mereka tidak etis.