KABAR BESUKI - Ribuan aktivis pro demokrasi turun ke jalan di Myanmar pada Kamis, 25 Maret 2021, sehari setelah pemogokan diam-diam di seluruh negeri membuat bisnis tutup dan orang-orang tinggal di rumah sebagai protes melawan kudeta militer di Myanmar.
Protes jalanan diadakan di ibu kota komersial Yangon, pusat kota Monywa dan beberapa kota lainnya, menurut saksi mata dan unggahan media sosial.
"Apakah kita bersatu? Ya, kita bersatu," teriak pengunjuk rasa di Monywa. "Revolusi harus menang".
Baca Juga: Ditetapkan dengan Status Bencana Alam, PUPR Akan Segera Perbaiki Jembatan di Karang Gayam Blega
Baca Juga: Warung Naik Kelas 'Wenak' Program Banyuwangi untuk Mengatasi Dampak Pandemi Global COVID-19
Ms Nant Khi Phyu Aye, salah satu dari mereka di jalan, mengatakan banyak pengunjuk rasa adalah anak-anak. "Mereka ingin melakukan protes setiap hari tanpa melewatkan satu hari pun," katanya seperti yang Dikutip Kabar Besuki dari Straits Times.
Polisi membubarkan demonstrasi jalanan di kota Mawlamyine dan menangkap 20 orang. Sedikitnya dua orang terluka tetapi tidak ada laporan lain mengenai korban di tempat lain.
Setidaknya 286 orang telah tewas ketika pasukan keamanan menggunakan kekuatan mematikan ketika mereka mencoba untuk memadamkan kerusuhan berminggu-minggu sejak kudeta 1 Februari, menurut kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP)