KABAR BESUKI - Amerika Serikat mengecam kampanye media sosial di China atas pemboikotan terhadap perusahaan internasional sebagai kampanye yang didukung oleh negara.
Hal itu terjadi usai beberapa perusahaan asing menyatakan keprihatinan mereka terhadap tuduhan kerja paksa yang terjadi di provinsi Xinjiang di China, yang merupakan salah satu produsen kapas terbaik di dunia.
Beberapa perusahaan tersebut juga telah menyatakan bahwa mereka memutuskan untuk tidak menggunakan bahan tekstil dari Xinjiang.
Baca Juga: Agar Kulit Anda Terhindar dari Jerawat, Begini 5 Langkah Membersihkan Makeup yang Benar
Pernyataan tersebut ramai dibicarakan oleh netizen China dalam media sosial Weibo.
Jalina Porter selaku juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan jika kampanye media sosial dan boikot yang dilakukan oleh pengguna internet China telah menargetkan bisnis milik AS, Eropa, dan Jepang, seperti dilansir Kabar Besuki dari Channel News Asia.
"Kami menghargai dan mendukung perusahaan yang mematuhi hukum PBB dan memastikan bahwa produk yang kami pakai tidak dibuat dengan kerja paksa," kata Porter dalam sebuah jumpa pers.