Oxford Pengembang AstraZeneca Hentikan Studi Vaksin COVID-19 pada Anak-anak Karena Masalah Ini

- 7 April 2021, 10:53 WIB
Kemenkes ungkap kelebihan AstraZeneca dari vaksin lain.
Kemenkes ungkap kelebihan AstraZeneca dari vaksin lain. /

KABAR BESUKI - Universitas Oxford mengatakan pada hari Selasa 6 April 2021, bahwa mereka telah menghentikan uji coba di Inggris yang menguji vaksin COVID-19 yang dikembangkannya dengan AstraZeneca Plc pada anak-anak dan remaja, karena menunggu lebih banyak data tentang masalah pembekuan darah langka pada orang dewasa yang menerima vaksin tersebut.

Gangguan uji coba adalah pukulan terbaru terhadap vaksin, yang pernah dipuji sebagai tonggak penting dalam perang melawan pandemi, setelah beberapa negara membatasi penggunaannya sehubungan dengan laporan masalah medis setelah vaksinasi.

Baca Juga: Tes Kepribadian: 5 Cara Mengirim Chat Ini Ternyata Bisa Ungkap Kepribadian, Simak Ulasannya

Tidak ada masalah keamanan dalam uji coba pediatrik, kata Universitas Oxford, menambahkan bahwa itu akan menunggu panduan dari pengawas obat Inggris sebelum memberikan vaksinasi lebih lanjut.

Dilansir Kabar Besuki dari laman Reuters, Universitas tersebut mengatakan pada bulan Februari pihaknya berencana untuk mendaftarkan 300 sukarelawan berusia 6-17 tahun, yang berbasis di Inggris Raya, sebagai bagian dari studi ini.

Baca Juga: Polisi Akan Tindak Tegas Warga yang Nekat Mudik, Korlantas Polri: Tiap Kendaraan yang Melintas Akan Diperiksa

European Medicines Agency (EMA) saat ini sedang meninjau laporan bekuan darah otak yang sangat langka yang dikenal sebagai trombosis sinus vena serebral (CVST) setelah suntikan AstraZeneca, dan diharapkan untuk mengumumkan temuannya pada hari Rabu 7 April 2021 atau Kamis 8 April 2021.

Seorang pejabat senior EMA mengatakan ada hubungan yang jelas antara vaksin dan CVST, meskipun penyebab langsung dari penggumpalan tersebut masih belum diketahui.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang mempelajari dengan cermat data terbaru tentang vaksin AstraZeneca bersama dengan regulator lain, mengatakan pada hari Selasa pihaknya memperkirakan tidak akan ada alasan untuk mengubah penilaiannya bahwa manfaat tembakan lebih besar daripada risikonya.

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: REUTERS


Tags

Terkini

x