100.000 Orang di Filipina Dievakuasi, Akibat Topan Super Pertama Tahun Surigae

- 20 April 2021, 03:48 WIB
ILUSTRASI Topan,*/PIXABAY
ILUSTRASI Topan,*/PIXABAY //Choirun Nisa Ulfa/

Ilmuwan atmosfer mengatakan data menunjukkan bahwa badai, yang disebut topan, siklon, atau angin topan di berbagai belahan dunia, semakin kuat karena pemanasan global.

"Bahan bakar untuk badai ini adalah lautan yang hangat," kata Anne-Claire Fontan, seorang petugas ilmiah di Organisasi Meteorologi Dunia yang berbasis di Jenewa.

"Tren globalnya adalah mereka semakin kuat, dan persentase total badai yang lebih tinggi akan semakin kuat."

Atmosfir yang lebih hangat menahan lebih banyak kelembapan, memungkinkan angin kencang untuk membuang lebih banyak hujan. Secara khusus, suhu air di Samudra Pasifik bagian barat lebih tinggi dari rata-rata global, menjadikannya lahan subur untuk badai besar seperti Surigae.

 
 

Wilayah ini mengalami lebih banyak badai daripada bagian dunia lainnya, lebih dari 70 persen di antaranya berkembang pada puncak musim antara Juli dan Oktober.

Pejabat bencana mengatakan seorang pria berusia 79 tahun dari provinsi Leyte Selatan di Filipina dipastikan tewas setelah dia tertimpa pohon tumbang dan satu orang hilang.

Filipina mengalami sekitar 20 badai tropis setiap tahun. Tahun lalu, topan terkuat tahun ini, Goni, melanda negara itu dengan kecepatan hingga 310kmh, menewaskan 25 orang dan memaksa evakuasi lebih dari 345.000 orang.

Taiwan, sementara itu, berharap badai membawa hujan yang sangat dibutuhkan untuk meredakan kekeringan, dengan orang-orang menggunakan media sosial untuk menyambutnya. Namun, diperkirakan akan menyimpang dari Taiwan ke Pasifik, membawa hujan hanya ke bagian utara pulau itu akhir pekan ini.***

Halaman:

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Channel New Asia


Tags

Terkini

x