Infeksi Covid-19 di India Melampaui 18 Juta Orang serta Ribuan Orang Meninggal per Hari

- 29 April 2021, 22:55 WIB
Tempat tidur terlihat di stadion dalam ruangan yang diubah menjadi fasilitas perawatan COVID-19 di tengah penyebaran penyakit coronavirus (COVID-19) di Srinagar 29 April 2021.
Tempat tidur terlihat di stadion dalam ruangan yang diubah menjadi fasilitas perawatan COVID-19 di tengah penyebaran penyakit coronavirus (COVID-19) di Srinagar 29 April 2021. /Danish Ismail/REUTERS

KABAR BESUKI - Total kasus Covid-19 India melampaui 18 juta orang pada Kamis 29 April 2021, setelah mencatatkan rekor dunia infeksi harian per harinya.

Disisi lain, penggali kubur bekerja sepanjang waktu untuk menguburkan korban dan lebih dari ratusan lainnya dikremasi di taman dan tempat parkir yang dijadikan tempat kremasi sementara.

Dilansir Kabar Besuki dari Reuters, data kementerian kesehatan menunjukkan, India melaporkan 379.257 infeksi baru dan 3.645 kematian baru pada Kamis, jumlah kematian tertinggi dalam satu hari sejak dimulainya pandemi.

Baca Juga: 5 Alasan Zodiak Capricorn adalah Teman Terbaik, Salah Satunya Sifat Setia dan Handal tak Terkalahkan

Negara terpadat kedua di dunia ini berada dalam krisis yang parah, disusul dengan rumah sakit yang kewalah dan kamar jenazah yang tidak dapat menampung lagi.

Salah satu penggali kubur Mumbai Sayyed Munir Kamruddin (52), mengatakan dia dan rekan-rekannya bekerja tanpa henti untuk menguburkan para korban.

"Saya tidak takut COVID, saya bekerja dengan keberanian. Ini semua tentang keberanian, bukan tentang ketakutan. Ini satu-satunya tugas kami. Mengambil jenazah, mengeluarkannya dari ambulans, lalu menguburnya," katanya.

Baca Juga: Gara-Gara Babi Ngepet, Depok Jadi Bahan Bully Netizen Hingga Trending Twitter

Setiap hari, ribuan orang India dengan panik mencari tempat tidur rumah sakit dan oksigen penyelamat hidup untuk kerabat yang sakit, menggunakan aplikasi media sosial dan kontak pribadi.

Tempat tidur rumah sakit yang tersedia, terutama di unit perawatan intensif (ICU), akan habis dalam beberapa menit.

"Ganasnya gelombang kedua mengejutkan semua orang. Tapi, negara tidak memberikan informasi indikasi yang menunjukkan skala lonjakan, ketika sebenarnya kami telah memiliki dosis vaksin yang tersedia," kata K. VijayRaghavan, penasihat ilmiah utama pemerintah.

Baca Juga: Ahli Tarot Menyebut Kru KRI Nanggala-402, Bahu Membahu Berusaha untuk Memperbaiki Bagian Kapal yang Rusak

Militer India telah mulai memindahkan pasokan utama, seperti oksigen, ke seluruh negara dan akan membuka fasilitas perawatan kesehatannya untuk warga sipil.

Hotel dan gerbong kereta api telah diubah menjadi fasilitas perawatan kritis untuk menutupi kekurangan tempat tidur di rumah sakit.

Kata para ahli, Harapan terbaik India adalah memvaksinasi populasinya yang besar, dan pada hari Rabu 28 April 2021, negara itu membuka pendaftaran untuk semua yang berusia di atas 18 tahun untuk menerima suntikan mulai hari Sabtu 1 Mei 2021 mendatang.

Tetapi meskipun India adalah produsen vaksin terbesar di dunia, India tidak memiliki persediaan dosis yang memenuhi untuk sekitar 800 juta orang sekarang ini.

Baca Juga: Anak Indigo Meramal Tanah Bumi Bergeser, Jawa Sebagian Hilang. Letusan Gunung dan Tsunami Lebih Keras

Banyak yang mencoba mendaftar untuk vaksinasi tapi mereka mengatakan gagal, mengeluh di media sosial karena tidak bisa mendapatkan slot atau bahkan hanya masuk ke situs web, karena berulang kali terkendala.

Statistik menunjukkan bahwa jauh dari crash atau berkinerja lambat, sistem bekerja tanpa gangguan apapun, kata pemerintah.

Lebih dari 8 juta orang telah mendaftar, katanya, tetapi tidak segera jelas berapa banyak yang telah mendapat slot.

Baca Juga: Heboh! Video ‘Pak Kades’ Sebar Uang Timbulkan Kerumunan di Tulungagung, Satpol PP Selidiki Pelakunya

Seorang pejabat lokal di Mumbai mengatakan kota itu telah menghentikan program vaksinasi selama tiga hari karena persediaan menipis.

Sementara para pejabat mengatakan negara bagian Maharashtra yang paling parah kemungkinan akan memperpanjang pembatasan virus corona yang ketat selama dua minggu lagi.***

Editor: Prasetyo Bagus Pramono

Sumber: REUTERS


Tags

Terkini