Larangan Perjalan dari India Menuju AS Diudarakan Joe Biden

- 1 Mei 2021, 10:46 WIB
Presiden AS Joe Biden
Presiden AS Joe Biden /Rianti S/ REUTERS/Kevin Lamarque/File Photo

KABAR BESUKI - Joe Biden memberikan larangan bagi orang yang tinggal di India untuk masuk ke Amerika Serikat (AS). Presiden AS tersebut pada  Jumat 30 April 2021 memberlakukan pembatasan perjalanan baru dari India mengingat dengan epidemi COVID-19 yang madih mewabah. Saat ini Joe Biden melarang sebagian besar warga negara non-AS memasuki AS.

Pada Selasa, 4 Mei pukul 12:01 waktu setempat, pembatasan baru diberlakukan atas saran dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS dan mulai diterapkan karena "besarnya dan ruang lingkup Pandemi COVID-19 di India melonjak," kata Gedung Putih.

Dilansir dari situs Antara, pada  Jumat 30 April kemarin, Biden menandatangani pengumuman yang menerapkan pembatasan.

Baca Juga: Deretan Hukuman Bui dan Denda yang Diberikan Pemerintah Australia Bagi yang Datang dari Wilayah India

Pemberitahuan resmi itu berbunyi India "menyumbang lebih dari sepertiga kasus global baru" dan menambahkan bahwa "tindakan proaktif diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat dari para wisatawan yang memasuki Amerika Serikat" dari India.

Saat Januari, Biden mengeluarkan larangan yang sama untuk sebagian besar warga negara non-AS yang akan memasuki negara yang baru-baru ini berada di Afrika Selatan. Dia juga menerapkan kembali larangan masuk pada hampir semua pelancong non-AS yang pernah berada di Brazil, Inggris Raya, Irlandia, dan 26 negara di Eropa yang mengizinkan perjalanan melintasi perbatasan terbuka. China dan Iran juga sama-sama tercakup dalam kebijakan tersebut.

Kebijakan itu berarti sebagian besar warga negara non-AS yang telah berada di salah satu negara yang disebutkan dalam 14 hari terakhir tidak memenuhi syarat untuk melakukan perjalanan ke Amerika Serikat. Penduduk tetap AS dan anggota keluarga serta beberapa warga negara non-AS lainnya, seperti pelajar, mendapat pengecualian.

Keputusan untuk memberlakukan pembatasan perjalanan terbaru muncul dengan begitu cepat dan hanya dicapai dalam 24 jam terakhir. Menurut sumber Antara.

Baca Juga: Bikin Heboh, Nissa Sabyan Dipanggil Ayus Sabyan dengan Sebutan 'Umi', Nissa: Nama Umi Ditulis di Rapor SD

Saat ini India sudah mencatat lebih dari 300.000 kasus baru setiap hari selama sembilan hari berturut-turut, mencapai rekor global lain sebesar 386.452 pada Jumat.

Dikatakan total kematian telah melampaui 200.000 dan kasus mendekati 19 juta - hampir 8 juta sejak Februari saja - karena varian virus baru yang ganas telah dikombinasikan dengan acara demonstrasi politik dan festival keagamaan.

Adapun pendapatan juga datang dari pakar medis, bilangan di lapangan mungkin lima hingga 10 kali lebih tinggi dari hitungan resmi.

Baca Juga: Peneliti Mengungkap, Menikah dengan Sahabat Ternyata Bisa Bikin Lebih Bahagia, Ini Alasannya

Tak hanya AS, negara lain saat ini telah memberlakukan pembatasan perjalanan serupa dengan India, termasuk Inggris, Jerman, Italia, dan Singapura, sementara Kanada, Hong Kong, dan Selandia Baru telah menangguhkan semua perjalanan komersial dengan India.

Gedung Putih, pada Rabu, mengatakan Amerika Serikat mengirim pasokan senilai lebih dari $ 100 juta atau sekitar Rp1,4 triliun ke India untuk membantunya melawan lonjakan COVID-19.

Persediaan itu termasuk tabung oksigen, masker N95 dan tes diagnostik cepat. Amerika Serikat juga telah mengalihkan pesanan pasokan manufaktur AstraZeneca ke India, yang akan memungkinkannya membuat lebih dari 20 juta dosis vaksin COVID-19, menurut Gedung Putih.

Baca Juga: Sering Dilakukan, Beberapa Hal Biasa Ini Malah Bisa Menyebabkan Penuaan Dini, Salah Satunya Minum?

Kabar mengejutkan juga datang melalui perjalanan udara yang ditempuh menuju AS.

Hampir semua wisatawan ke Amerika Serikat melalui udara harus menunjukkan bukti tes virus corona negatif atau pemulihan dari COVID-19.

Dalam beberapa waktu terakhir, Gedung Putih dan agensi AS mulai mengadakan pembicaraan mengenai bagaimana akhirnya melepaskan kebijakan ketika kampanye vaksinasi diluncurkan dan kasus menurun di beberapa negara.

Baca Juga: Wanita Harus Tau! 4 Bagian Tubuh Ini Ternyata Dianggap Paling Menarik dan Disukai Pria lho!

Perjalanan udara internasional AS tetap turun 60 persen dari tingkat pra-COVID-19, namun perjalanan udara domestik AS turun 40 persen, menurut kelompok perdagangan industri Airlines for America.

Maskapai penerbangan dan grup perjalanan AS saat ini sudah mendesak Gedung Putih untuk memberikan ketetapan tolok ukur untuk pelonggaran pembatasan pada akhirnya.***

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: ANTARA


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah