Jumlah diagnosis depresi antara 23 Maret dan 31 Agustus 2020 menurun sebesar 23,7% dibandingkan dengan periode yang sama tahun di 2019.
Penurunan diagnosis depresi lebih besar pada laki-laki (27,4%) dibandingkan perempuan (21,4%). Ini mencakup semua etnis, tetapi kelompok etnis China mengalaminya lebih buruk.
Ini kemungkinan karena meningkatkan kasus kebencian terhadap orang Asia yang sering terjadi di negara barat.
Theodore Joloza, seorang petugas peneliti utama di ONS mengatakan, statistik menunjukkan peningkatan korban penyakit kesehatan mental karena banyak orang yang tidak mengakses bantuan medis.
Baca Juga: Hasil Penelitian Ungkap Terlalu Sering Makan Gorengan Bisa Sebabkan Kematian Dini
Prof Martin Marshall, ketua Royal College of General Practitioners, mengatakan angka tersebut menunjukkan dampak pandemi pada kesehatan mental pasien secara langsung sebagai akibat Covid-19.
Namun secara tidak langsung juga bisa terjadi karena dampak dari sosial dan ekonomi akibat dari pembatasan sosial dan lockdown.
"Meningkatnya jumlah pasien yang mengalami kondisi kesehatan mental adalah salah satu contoh dari meningkatnya kompleksitas pekerjaan dokter praktek selama pandemi, dan perlunya dokter memiliki lebih banyak waktu dengan pasien mereka," kata Marshall.***