Hampir 4000 Nyawa Melayang Setiap Hari di India Akibat COVID-19

- 15 Mei 2021, 17:16 WIB
Pasien covid-19 di India
Pasien covid-19 di India /Youtube.com/ Vice News

KABAR BESUKI – Lonjakan kasus COVID-19 di India masih terus berlanjut. Hingga kini dilaporkan telah ada peningkatan yang lebih kecil dalam infeksi virus corona harian pada Sabtu 15 Mei 2021.

Diketahui angka kematian tetap mendekati  4.000 jiwa. Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan bahwa tahun kedua pandemi bisa lebih buruk daripada tahun pertama. Selama 24 jam terakhir, India memiliki 326.098 infeksi virus corona baru untuk kenaikan terendah dalam hampir tiga minggu.

Hal ini menjadikan total seluruhnya menjadi 24,37 juta, bersama dengan 3.890 kematian. Pertumbuhan yang lambat juga bisa jadi mencerminkan tingkat pengujian yang lebih rendah.

Baca Juga: Sebelum Terlambat, Lakukan 7 Hal Ini untuk Mencegah Katarak Sejak Dini

Menurut Kepala Organisasi Kesehatan Dunia, tahun kedua pandemi ini ditetapkan menjadi tahun yang lebih mematikan daripada tahun pertama. Dalam hal ini, India menjadi perhatian besar. Pernyataan Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pertemuan daring pada Jumat muncul setelah Perdana Menteri India Narendra Modi menyuarakan kewaspadaan atas penyebaran penyakit yang cepat melalui pedesaan yang luas.

Terhitung selama seminggu terakhir, negara Asia Selatan itu telah menambahkan sekitar 1,7 juta kasus baru dan lebih dari 20.000 kematian.

Selain itu diketahui menurut data dari kementerian kesehatan, korban tewas mencapai hingga 266.207. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan negaranya akan mempercepat program vaksinasi, untuk mencoba menahan varian India yang menyebar cepat yang dapat menghentikan pembukaan kembali ekonomi Inggris.

Baca Juga: Tahukah Anda, 5 Hal Inilah yang ‘Dilihat’ oleh Orang Buta

Ungkapan ini muncul segera setelah India menerima rekomendasi panel pemerintah untuk jeda yang lebih lama yaitu 12 hingga 16 minggu antara dosis pertama dan kedua vaksin AstraZeneca, dari enam hingga delapan minggu sekarang.

Selain itu, kasus juga terus menurun di negara bagian yang dilanda lonjakan awal infeksi, seperti negara bagian terkaya di Maharashtra dan negara bagian utara Delhi, setelah mereka memberlakukan lockdown.

Namun kenyataan berbeda terjadi di negara bagian timur Benggala Barat, yang mengadakan pemilihan baru-baru ini.

Akibatnya negara tersebut mengalami lonjakan terbesar dalam satu hari, menunjukkan penurunan beban kasus secara keseluruhan mungkin membutuhkan waktu beberapa saat. Infeksi di negara bagian asal Modi, Gujarat, turun di bawah 10.000 setelah empat pekan berturut-turut.

Baca Juga: Profesor Yahudi Tegaskan Dirinya Menentang Keras Tindakan Pembantaian Israel Terhadap Bangsa Palestina

Namun para pejabat tetap memperingatkan agar tidak ada relaksasi dalam pembatasan sampai mereka kembali ke level yang terlihat sebelum pecahnya gelombang kedua India pada pertengahan Februari.***

Editor: Yayang Hardita

Sumber: Antaranews.com


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah