KABAR BESUKI - Saat dikritik oleh dunia internasional dan sejumlah negara lain, Amerika Serikat (AS) kerap menjadi pembela Israel dalam berbagai kontroversi.
Kedua negara tampaknya memiliki hubungan khusus, menyelidiki bahwa inilah mengapa Amerika Serikat sering membela Israel, ternyata mereka memiliki hubungan intelijen.
Apalagi ketika Donald Trump berkuasa, Amerika Serikat secara terbuka mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Berdasarkan laporan Business Insider, Analis Middle East in Israel dari Policy Forum Michael Koplow mengungkapkan bahwa kedekatan Amerika Serikat dengan Israel terkait erat dengan dua faktor utama, yakni pertukaran data intelijen dan pertanyaan kesamaan ideologis.
Dia merasa bahwa pengetahuan intelijen Israel tentang urusan Timur Tengah tidak tertandingi oleh negara mana pun di dunia dan ini sangat menguntungkan Amerika Serikat dalam segala hal.
Hanya selama beberapa dekade, analis intelijen menganggap unit 8200 Israel sebagai salah satu unit intelijen paling elit di dunia.
Fungsi unit ini mirip dengan Layanan Keamanan Nasional AS, dan keduanya bekerja sama secara erat. Inilah mengapa tidak mengherankan jika negara berjuluk Paman Sam dan Bintang Daud ini kompak di dunia intelijen.
Misalnya, pada tahun 2010 Amerika Serikat dan Israel berkolaborasi dalam salah satu malware paling canggih yang pernah dibuat bernama Stuxnet.