Sebuah video yang disiarkan oleh Al-Jazeera menunjukkan pemilik gedung, Jawwad Mahdi, memohon melalui telepon dengan seorang perwira intelijen Israel untuk menunggu 10 menit agar memberi waktu bagi jurnalis masuk kembali ke gedung mengambil peralatan berharga.
"Yang saya minta adalah membiarkan empat orang ... masuk ke dalam dan mengambil kamera mereka. Kami menghormati keinginan Anda, kami tidak akan melakukannya jika Anda tidak mengizinkannya, tetapi beri kami 10 menit," kata Jawwad Mahdi, seperti dilansir Kabar Besuki dari AP..
Namun permintaan tersebut ditolak dan tak lama setelah gedung tersebut mulai menerima serangan yang dijanjikan oleh Israel.
"Kalian telah menghancurkan pekerjaan hidup kami, kenangan, dan hidup kami. Saya akan menutup (telepon), lakukan yang kalian inginkan. (Masih) ada Tuhan," ujar Mahdi.
Presiden dan CEO AP, Gary Pruitt mengatakan apabila tuduhan Israel yang mengatakan intelijen Hamas berada di kantor AP tidaklah benar.
"Kami tidak memiliki indikasi Hamas berada di dalam gedung atau aktif di dalam gedung. Kami tidak akan pernah dengan sengaja membahayakan jurnalis kami," kata Pruitt.
Pruitt juga menggambarkan serangan yang dialami penghuni gedung tersebut sangat mengerikan dan jika mereka hampir saja kehilangan nyawa mereka.
Baca Juga: Menlu RI Retno Marsudi: Indonesia Akan Terus Dukung Perjuangan Palestina
PM Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan apabila gedung tersebut bukanlah bangunan yang "tidak bersalah" karena digunakan oleh intelijen Hamas.