BioNTech Mengatakan Vaksin Pfizer Covid-19 Kemungkinan Efektif Melawan Varian B1617 di India

- 21 Mei 2021, 13:14 WIB
Ilustrasi vaksin covid-19/Unsplash/Spencer  Davis
Ilustrasi vaksin covid-19/Unsplash/Spencer Davis /

KABAR BESUKI - BioNTech mengatakan pada Kamis, 20 Mei 2021 vaksin Covid-19 yang dikembangkan dengan Pfizer kira-kira sama efektifnya terhadap varian corona baru yang pertama kali terdeteksi di India. Terbukti sebelumnya mampu melawan varian yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan.

Perusahaan mengatakan dalam sebuah pernyataan, Kepala Eksekutif Ugur Sahin merasa terdorong oleh temuan baru-baru ini dalam sebuah makalah ilmiah berdasarkan analisis darah individu yang divaksinasi, yang menunjukkan bahwa antibodi yang ditimbulkan oleh vaksin tersebut mampu menetralkan varian B1617.

Sejak tes darah pada varian yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan menunjukkan hasil yang serupa, data dunia nyata yang menjanjikan tentang keefektifan vaksin terhadap varian sekitar 75 persen membuatnya percaya bahwa keefektifan aktualnya terhadap varian yang pertama kali terdeteksi di India mungkin berada dalam kisaran yang sama.

Baca Juga: Video Viral Burung Gagak Robek Bendera Israel Hingga Israel-Palestina Setujui Gencatan Senjata

“Sejauh ini kami memiliki kesempatan untuk menguji vaksin kami terhadap lebih dari 30 varian virus. Sejauh ini terbukti efektif melawan mutasi,” kata Sahin. Dilansir Kabar Besuki melalui laman Reuters.

Sahin, seorang ilmuwan Jerman dengan orang tua Turki, berbicara dalam bahasa Turki setelah menghadiri pertemuan dengan dewan sains pemerintah Turki.

“Kami mengharapkan (vaksin kami) untuk melindungi dari infeksi sebesar 70 persen hingga 75 persen,” katanya. Dalam apa yang kemudian dikatakan perusahaan mengacu pada varian yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan tidak langsung ke varian yang pertama terdeteksi di India.

Baca Juga: Lakukan Ini untuk Minimalkan Risiko Kematian pada Wanita Usia 50 Tahun Keatas, Studi Menunjukkan

Sejak varian Covid-19, yang dikenal sebagai B1617, pertama kali diidentifikasi di India, virus itu telah merusak negara itu dan menyebar ke setidaknya 26 negara dari 53 di Wilayah Eropa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kata organisasi itu.

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: REUTERS


Tags

Terkini

x