21 Orang Meninggal dalam Ultramaraton Disebabkan Cuaca Dingin di China

- 23 Mei 2021, 18:05 WIB
Foto ilustrasi lari dalam badai salju/pixabay/Simon
Foto ilustrasi lari dalam badai salju/pixabay/Simon /

KABAR BESUKI – Dua puluh satu orang meninggal dunia ketika cuaca sangat dingin melanda selama ultramaraton di provinsi Gansu yang terjal di barat laut China, hal tersebut memicu kemarahan publik, karena dirasa kurangnya perencanaan dalam tanggap darurat.

Perlombanaan lari sejauh 100 km (62 mil) dimulai pada hari Sabtu, 22 Mei 2021 dari daerah Sungai Kuning yang terkenal dengan tebing terjal dan tiang bebatuan.

Rute ini akan membawa pelari melalui ngarai dan perbukitan di dataran tinggi gersang di ketinggian lebih dari 1.000 meter (3.300 kaki).

Baca Juga: 7 Cara Mudah Merawat Wajah Anda Agar dapat Terhindar dari Jerawat yang Menyiksa

Perlombaan dimulai pukul 9 pagi (01.00 GMT) dengan pelari yang mengenakan kaos oblong dan celana pendek di bawah langit mendung, hal itu diketahui dari beberapa foto yang beredar di akun media sosial di kawasan Hutan Batu Sungai Kuning di Jingtai, sebuah kabupaten di bawah yurisdiksi kota Baiyin.

Diketahui, menurut informasi dari pejabat di Baiyin mengatakan bahwa bagian pegunungan dari area perlombaan dilanda hujan es, hujan yang membekukan dan angin kencang yang menyebabkan suhu anjlok atau suhu menjadi sangat dingin.

"Hujan semakin deras dan deras," kata Mao Shuzhi, salah satu peserta yang saat itu berada sekitar 24 km menuju perlombaan.

Baca Juga: Data BPJS Kesehatan Bocor, Menteri Tjahyo Kumolo Dukung Kemkominfo Usut Sampai Tuntas

Menggigil dalam kedinginan, dia pun berusaha berbalik sebelum mencapai bagian bukit, karena pengalaman buruk sebelumnya pernah terkena hipotermia.

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Reuters


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x