Pergerakan magma menyebabkan retakan di permukaan dan ratusan gempa bumi, yang memungkinkannya meledak ke permukaan dalam letusan baru, kata Goma Volcano Observatory (OVG).
Frekuensi dan intensitas gempa bumi telah berkurang dalam 24 jam terakhir, menunjukkan risiko letusan baru mereda, kata Celestin Kasareka Mahinda dari OVG pada hari Jumat.
"Saya kira kita tidak akan mengalami letusan kedua. Masalahnya adalah risiko patah tulang, tapi risikonya kecil, sekitar 20 persen," katanya kepada Reuters.
Pihak berwenang telah membuka kembali jalan utama yang terbelah dua oleh lahar pada hari Sabtu, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) PBB mengatakan pada hari Kamis.
Goma adalah pusat kemanusiaan utama yang memasok bantuan ke wilayah yang dilanda kerusuhan selama beberapa dekade.***