‘Matahari Buatan’ China Catat Rekor Baru dengan Pertahankan Suhu Tinggi dalam Waktu 20 Detik

- 2 Juni 2021, 11:39 WIB
Matahari Buatan China, Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST)/ REUTERS/Stringer
Matahari Buatan China, Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST)/ REUTERS/Stringer /

KABAR BESUKI - Kemajuan teknologi China telah membawa negara tersebut menuju gebrakan ilmiah terbaru, salah satunya adalah upaya China untuk membuat 'matahari buatan' pertama yang dibangun oleh manusia.

Matahari buatan tersebut memiliki sebutan Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) atau lebih sering disebut Tokamak dan mulai beroperasi dan dinyalakan untuk pertama kalinya pada Desember 2020 lalu.

Tokamak terletak di Institut Ilmu Fisika Hefei dari Akademi Ilmu Pengetahuan China.

Operasi pembuatan matahari buatan tersebut diketahui mulai pada akhir Desember 2019 lalu. Namun bukan berarti matahari tersebut akan menjadi seperti bola energi merah besar di langit yang biasa kita lihat pada siang hari.

Baca Juga: Bahas Ayu Ting Ting Raffi Ahmad Salah Tingkah, Nagita Slavina: Kan Nomor Satu Favorit di Hidupnya dia

Matahari buatan China itu adalah sebuah perangkat untuk mereplikasi fusi nuklir, yaitu reaksi yang sama seperti energi yang dimiliki matahari.

Tokamak dirancang untuk meniru proses fusi nuklir yang terjadi secara alami pada matahari dan bintang lainnya.

Dengan begitu, matahari buatan ini diharapkan akan menjadi pengganti energi nuklir yang sudah ada dan jauh lebih bersih serta terbarukan. 

Lalu pada akhir Mei 2021, reaktor nuklir tersebut dikabarkan telah memecahkan rekor baru dengan mencapai suhu plasma pada 216 juta derajat Fahrenheit (120 juta derajat Celcius) selama 101 detik dan 288 juta derajat Fahrenheit (160 juta derajat Celcius) selama 20 detik, seperti dilansir dari surat kabar China Global Times.

Halaman:

Editor: Ayu Nida LF

Sumber: Global Times


Tags

Terkini

x